Kasus yang banyak terjadi biasanya berupa informasi palsu yang bertujuan sebagai pemerasan atau penipuan uang. Contohnya adalah telepon dari nomor dan orang asing yang mengabarkan salah satu anggota keluarga Anda kecelakaan dan butuh pertolongan segera ke rumah sakit. Biasanya modusnya dengan meminta sejumlah uang ditransfer ke nomor rekening. Seperti cerita yang dialami oleh Ingne Setiawati, (32), ibu muda yang memiliki dua orang anak.
Baca: Panduan Bicara pada Anak tentang Kejahatan Terorisme
“Suami saya dulu iseng menempel sticker di kaca samping mobil sebagai pemanis saja. Stickernya ada nama saya dan anak-anak. Empat bulan lalu ada yang menelepon ke rumah sambil menangis dan bilang ke neneknya yang menjaga, karena kebetulan saya ibu pekerja. Mereka bilang anak sulung saya ketabrak mobil di sekolah TK nya dengan menyebutkan nama lengkap. Beruntung ibu saya curiga karena jam sekolah anak saya masih dua jam lagi. Ketika ditanya lebih detail mereka malah mengumpat dan menutup telepon,” cerita Ingne.
Di luar negeri, kebiasaan menempel stiker anggota keluarga di kaca mobil semacam itu dianggap sebagai hal yang norak, bahkan cenderung membahayakan.
Tapi di Indonesia, kesadaran tentang pentingnya menjaga personal information dalam hubungannya dengan keselamatan keluarga masih sangat rendah. Lihat saja di jalanan, akan sangat banyak didapati sticker seperti itu.