Dikarunia keluarga kecil yang lengkap tentu adalah kebahagiaan tersendiri. Tak salah jika banyak orangtua muda yang gemar memajang foto anak atau seluruh anggota keluarganya lewat media sosial maupun tempelan sticker.
Ya, Anda mungkin tak asing dengan sticker lucu bergambar anggota keluarga yang banyak ditempel di kaca belakang atau bahkan samping mobil.
Sticker karikatur animasi ini biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak lengkap dengan nama panggilan atau bahkan nama lengkap masing-masing.
Namun, sadarkah Anda jika hal tersebut bisa saja memicu bahaya karena menunjukkan identitas keluarga pemilik mobil? Sebab, bahaya sticker anggota keluarga di mobil dapat berujung pada ancaman tindakan kriminal seperti penculikan, pemerasan dan sebagainya. Seperti yang dikutip dari WartaKota.
Identitas yang muncul biasanya cukup lama yang mencakup nama, cara berpakaian, jumlah anggota keluarga, bahkan keterangan figur anak yang memerlihatkan usianya seperti balita atau bayi. Hal-hal itu lah yang membuat pelaku kejahatan mudah mengeidentifikasi calon korban.
Sebenarnya, ini bukanlah topik baru dalam kajian sosiologi-kriminalitas di sejumlah media sosial. Meski sampai saat ini belum ditemukan kasus kriminal yang terkait akan bahaya memasang sticker anggota keluarga di mobil tersebut. Tapi, tetap saja kita sebagai orangtua perlu bersikap waspada.
Departemen Kepolisian Amerika seperti dikutip Weau.com, memperingatkan bahaya pemasangan stiker ini di belakang kaca mobil. Memasang stiker tersebut sama saja dengan memberikan banyak informasi kepada pelaku kriminal seperti pencuri, penculik, pedofil, dan lainnya. Seperti yang dikutip dari TabloidNakita.
Baca: Kapolda Jabar Beri Panduan Penanganan Kejahatan Anak
Ingat, bagi para pelaku kriminal, semakin banyak informasi target didapat, semakin besar peluang mereka untuk menjalankan aksinya. Dengan adanya stiker tersebut, maka pelaku kejahahatan bisa mendapatkan data penting seperti jumlah anggota keluarga, nama mereka, usia mereka, hobi, dan lainnya.
Apalagi, selain menempelkan stiker keluarga, pengguna mobil juga kerap menempelkan stiker lain seperti stiker sekolah dimana anak bersekolah, stiker perumahan (tempat tinggal), dan lainnya.
Nah, kalau itu yang terjadi, semakin lengkaplah informasi yang didapat oleh pelaku kejahatan. Tinggal mencari informasi tambahan lain seperti nomor telepon rumah dan sebagainya, maka pelaku tinggal menunggu untuk beraksi. Selanjutnya, tinggal pandai-pandai mereka mengolah data tersebut sesuai kepentingan dan kebutuhan mereka.
Baca: Waspada, Kejahatan di Dunia Maya dengan Target Remaja Sudah Semakin Nyata!
Lalu, bagaimana pandangan dari psikolog soal tren memasang sticker anggota keluarga di kaca mobil?
“Ekspresi rasa sayang dan kebahagiaan memiliki keluarga sah-saja dilakukan selama tidak merugikan orang lain dan juga merugikan diri sendiri serta keluarga. Namun, bersikap waspada lebih baik dilakukan dengan tidak mengumbar informasi soal identitas anggota keluarga. Ingat, dimana ada peluang, disitu bisa saja ada kejahatan. Jadi, bijaklah dalam berbagi data dimanapun, termasuk di media sosial,” saran Ayoe Sutomo, psikolog, pada tabloidnova.com.
Kasus yang banyak terjadi biasanya berupa informasi palsu yang bertujuan sebagai pemerasan atau penipuan uang. Contohnya adalah telepon dari nomor dan orang asing yang mengabarkan salah satu anggota keluarga Anda kecelakaan dan butuh pertolongan segera ke rumah sakit. Biasanya modusnya dengan meminta sejumlah uang ditransfer ke nomor rekening. Seperti cerita yang dialami oleh Ingne Setiawati, (32), ibu muda yang memiliki dua orang anak.
Baca: Panduan Bicara pada Anak tentang Kejahatan Terorisme
“Suami saya dulu iseng menempel sticker di kaca samping mobil sebagai pemanis saja. Stickernya ada nama saya dan anak-anak. Empat bulan lalu ada yang menelepon ke rumah sambil menangis dan bilang ke neneknya yang menjaga, karena kebetulan saya ibu pekerja. Mereka bilang anak sulung saya ketabrak mobil di sekolah TK nya dengan menyebutkan nama lengkap. Beruntung ibu saya curiga karena jam sekolah anak saya masih dua jam lagi. Ketika ditanya lebih detail mereka malah mengumpat dan menutup telepon,” cerita Ingne.
Di luar negeri, kebiasaan menempel stiker anggota keluarga di kaca mobil semacam itu dianggap sebagai hal yang norak, bahkan cenderung membahayakan.
Tapi di Indonesia, kesadaran tentang pentingnya menjaga personal information dalam hubungannya dengan keselamatan keluarga masih sangat rendah. Lihat saja di jalanan, akan sangat banyak didapati sticker seperti itu.