Sel telur wanita berubah sejalan dengan usianya. Perubahan kualitas sel telur terjadi dari usia 20-an, 30-an dan 40-an ke atas. Perubahan ini berpengaruh terhadap potensi perempuan hamil dan melahirkan yang semakin mengecil seiring bertambahnya usia.
Kesuburan wanita sebagian besar ditentukan oleh kualitas sel telur, bukan kuantitasnya.
Sedangkan sperma pria juga memiliki jam biologis walau perubahan kualitasnya tidak sedramatis sel telur. Hal ini penting untuk diketahui, jika Anda berdua punya rencana untuk memiliki bayi. Perubahan kualitas sel telur dan sperma, berbeda pada tiap orang.
Namun secara garis besar, Owen K. Davis, M.D., (dokter kebidanan dan kandungan), Elizabeth Fino, M.D., (Presiden American Society for Reproductive Medicine), dan Rebecca Sokol, M.D., M.P.H., (Presiden ASRM sekaligus spesialis reproduksi pria), menjelaskan kesamaan antara kualitas sperma dan sel telur seiring berjalannya usia.
BACA: 5 Ciri Pria yang Miliki Sperma Sehat, Kuat, dan Lincah
Apa saja?
Kualitas Sperma dan Sel Telur Usia Awal 20-an
Wanita di usia ini memiliki 1 - 2 juta sel telur dan hanya tersisa 100-200 ribu saja tapi berkualitas tinggi.
Sperma pada pria di usia ini memerlukan waktu tiga bulan dari mulai produksi hingga matang.
Kualitas Sperma dan Sel Telur di Akhir Usia 20-an
Pada usia 20-an akhir, tingkat kesuburan wanita sedikit menurun namun kesempatan untuk hamil tetap tinggi, yaitu sekitar 75 persen.
Pria di usia ini akan mengalami penurunan kesuburan sperma bila mengonsumsi alkohol, merokok, dan menyerap racun dari lingkungan, misalnya polusi.
Kualitas Sperma dan Sel Telur di Awal Usia 30-an
Wanita kehilangan banyak sel telur, yaitu sekitar 1.000 sel telur per siklus, saat memasuki usia 30-an.
Kualitas Sperma dan Sel Telur di Akhir Usia 30-an
Pada wanita usia ini, risiko masalah kromosom pada sel telur meningkat, kesempatan hamil turun menjadi 54 persen setelah 12 bulan mencoba hamil. Risiko keguguran juga meningkat.
Sementara pria pada usia ini lebih berisiko memproduksi sperma abnormal. Jalan sperma pun melambat.
BACA: Cara Tingkatkan Kesuburan di Usia 30 - 40 Tahun, Hasilnya Terlihat dalam 90 Hari!
Kualitas Sperma dan Sel Telur di Awal Usia 40-an
Karena masalah kromosom, maka pada wanita risiko memiliki anak dengan Down Syndrome meningkat (satu berbanding 100).
Sementara untuk pria, ia perlu waktu lebih lama untuk bisa menghamili pasangan. Karena, kualitas sperma semakin menurun.
Kualitas Sperma dan Sel Telur di Akhir Usia 40-an
Wanita usia ini semakin sulit hamil, risiko memiliki anak Down Syndrome makin tinggi menjadi satu berbanding 30.
Masalah ginjal dan hormon semakin memengaruhi kesuburan. Risiko kanker pun meningkat, tapi tidak secara langsung berefek pada kesuburan, kecuali penderita melakukan terapi radiasi dan kemoterapi.
Sumber: Kompas Health