5 Mitos Keracunan Makanan Ini Tak Perlu Dipercaya

By Noverita, Rabu, 3 Agustus 2016 | 11:23 WIB
Sakit perut karena keracunan makanan disebabkan banyak faktor (Noverita)

Makanan adalah sumber utama energi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Namun, terkadang tanpa mengenal usia dan jenis kelamin, manusia terkena keracunan makanan yang disebabkan bakteri, racun, virus. Biasanya tanpa sadar 3 faktor penyebab itu ada di makanan yang dikonsumsi penderita.

Misalnya, untuk bakteri, jenis yang paling umum ditemukan adalah E. coli, Listeria dan Salmonella. Beberapa gejala yang muncul adalah rasa sakit di perut dan dubur, menggigil, dehidrasi, demam, diare, mual, muntah, gangguan pencernaan hingga kehilangan nafsu makan.

Baca: Waspada Bakteri Salmonella pada Makanan

Namun, dibalik semua itu, banyak sekali beredar tentang mitos keracunan makanan yang belum tentu benar. Agar tidak menyesatkan, ketahui dulu fakta dibalik mitos-mitos berikut:

1. Buah dan sayur yang dikupas akan aman dari keracunan makanan. Faktanya, ternyata setelah dikupas pun masih belum aman karena ada lapisan pulp yang mengandung banyak mikroba jika tidak dibersihkan dengan baik.

2. Keracunan makanan adalah penyakit ringan. Faktanya, jika tidak diobati keracunan makanan dapat menyebabkan kegagalan organ bahkan kematian.

Baca: Keracunan Merkuri dari Produk Kecantikan Sangat Menakutkan!

3. Memanaskan makanan bisa membunuh bakteri. Meskipun hal ini bisa dilakukan, tapi hanya sampai batas tertentu. Sebab, jika mengonsumsi makanan yang dibiarkan terbuka untuk waktu yang cukup lama, justru pemanasan tak akan mampu membunuh mikroba.

4. Keracunan makanan bisa dari makanan berbau busuk. Faktanya, bisa saja makanan yang tidak menimbulkan bau busuk mengandung mikroba.

Baca: Awas, Racun di Sekitar Anda!

5. Hanya makanan yang menjadi penyebab keracunan makanan. Faktanya, tidak mencuci tangan, memasak dengan peralatan kotor, dapur yang tidak higienis juga dapat menyebabkan keracunan makanan. Bukan hanya dari konsumsi makanan saja.