Setelah genap enam bulan bayi mendapat ASI ekslusif, waktunya memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Hanya saja, banyak ibu yang masih bingung makanan apa yang baik diberikan kepada bayi.
Konselor Laktasi dr. Ameetha Drupadi menganjurkan MPASI sebaiknya dibuat sendiri. Pada dua minggu pertama cukup makanan tunggal saja, artinya setiap kali makan 1 menu makanan dulu dengan frekuensi 2 kali sehari. Tetapi menunya berbeda pada setiap makan.
Pada minggu kedua, frekuensi pemberian MPASI ditambah menjadi 3 kali dengan menu makanan yang semakin bervariasi.
"Sebaiknya ada dua atau tiga jenis protein dalam MPASI,” ujar Ameetha yang mengingatkan agar menunda dulu makan berlemak. “Kalau mau lemak bisa dalam bentuk minyak zaitun," sarannya kepada peserta dalam acara Pekan ASI Sedunia di kantor Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rabu (3/8) lalu.
Baca: Hati-hati, Anak Susah Makan Bisa Mengganggu Tumbuh Kembangnya
Perubahan fase selama pemberian MPASI, tak jarang ada kendala yang datang dari bayi Dalam menjalani kebiasaan baru ini, bisa saja anak mengalami hal-hal yang membuatnya enggan menyantap makanan. Inilah alasannya:
1. Masih kenyang
Pemberian 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan tentu membuat bayi kenyang. Tak heran ketika waktu makan berikutnya tiba, ia belum benar-benar lapar.
2. Eksplorasi rasa
Rasa ingin tahu anak seiring usia bertambah banyak. Termasuk seleranya dalam mencoba rasa makanan. Apa yang disukai anak, tak ada salahnya diberikan rasa seperti manis dan asin (gurih).
Baca: Cegah Anak Susah Makan, Lakukan Kebiasaan Ini Sejak Bayi
3. Bosan tekstur halus
Bukan mustahil anak bosan dengan makanan lunak. Variasikan dengan memisah-misahkan lauknya dan memblender berasnya saja lebih dulu sebelum diolah.
4. Munculnya penolakan
Sikap ini ditandai penolakan terhadap rutinitas yang selama ini wajib dijalani anak. Semakin dipaksa, semakin menolak. Jika orangtua terlalu memaksakan, bisa timbul trauma yang memengaruhi pola makannya di kemudian hari.
5. Mulai cari perhatian
Cari perhatian biasanya ditunjukkan dengan mudahnya anak melahap makanannya saat disuapi pengasuh sementara selagi disuapi orang tuanya malah jual mahal.
Baca: 6 Tips Jitu Menangani Anak Sulit Makan
6. Sedang sakit
Tidak mau makan yang disebabkan alasan medis biasanya disertai ciri-ciri badan lemas, sering demam, bolak-balik diare, berat badannya tak bergerak naik atau malah mengalami penurunan, dan adanya perubahan tingkah laku. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan "cerewet", maka di kala sakit ia lebih suka diam dan terlihat malas-malasan. Segera bawa ke dokter jika kondisi ini terus berlanjut.
7. Kebanyakan rasa manis dan gurih
Anak yang sulit makan seperti ini biasanya punya kebiasaan makan yang salah. Semisal, belum apa-apa anak sudah dijejali susu, permen, cokelat, atau snack yang mengandung MSG.
Nah, kalau sudah begini, Ameetha menyarankan selain membujuk anak agar mau diberi makanan pendamping ASI, "Sebelum tidur diberi camilan atau minum supaya kenyang, atau kalau siang hari diajak bermain supaya fokusnya tidak ke ASI saja," tukasnya.
Tentu pada fase ini, ibu disarankan tidak menghentikan pemberian ASI. Tujuannya agar anak dapat beradaptasi secara alami dan tidak trauma secara psikologis.