Warisatul Hasanah, Sukses Ciptakan Batik Beraroma Bunga

By nova.id, Sabtu, 27 Agustus 2016 | 04:31 WIB
Warisatul Hasanah (nova.id)

Dari situ muncul ide di benakku, andaikata keharuman kayu cendana bisa digabung dengan batik, wah, tentu akan makin menarik. Jadi, batik tidak hanya indah, tetapi juga mengeluarkan wewangian yang menyegarkan. Kalau itu bisa diwujudkan, pasti banyak orang yang suka dan batik pun sepertinya layak ditempatkan di ruangan tersebut.

Batik Berjamur

Sepulang ke Indonesia, aku makin tertantang untuk belajar batik lebih mendalam. Aktivitas itu kulakukan malam hari sepulang kuliah. Aku kuliah di Surabaya dan setiba di rumahku di Bangkalan,  Madura, aku tidak serta merta istirahat, tetapi diantar ayahku, Ismail, untuk melihat proses pembuatan batik ke Tanjung Bumi yang jaraknya cukup jauh. Aku belajar semua seluk-beluk membatik, mulai awal sampai proses akhir,  termasuk pembuatan batik gentongan.

Batik gentongan adalah batik yang proses pewarnaannya menggunakan pewarna alami dengan cara merendam kain batik di dalam gentong yang terbuat dari tembikar. Begitulah kegiatanku sehari-hari selama ber bulan-bulan. Tempatku juga pernah digunakan beberapa mahasiswa asing memperdalam batik.

Sepulang dari Australia, di sela-sela kegiatan perkuliahan, aku juga kerap berdiskusi dengan para

dosen yang selama ini membimbingku di kampus untuk mewujudkan ide membuat batik aromaterapi  . Oleh dosen, aku dianjurkan belajar pada produsen pembuat wewangian aromaterapi di Surabaya. Di sana aku sempat beberapa saat belajar tentang bagaimana cara membuat minyak aromaterapi.

Setelah mendapat ilmunya, aku kemudian coba terapkan untuk wewangian di kain. Ternyata prosesnya tidak sesederhana yang kubayangkan, karena setelah dicoba, ternyata warna kain batik yang telah direndam dengan cairan bahan aromaterapi memudar dan tidak cerah lagi.