Eleanor mengatakan, rendang daging sapi, sate ayam, opor ayam dan gulai ayam menjadi menu andalan yang kerap dicari para pelanggannya. Tak hanya orang Indonesia atau dari negara Asia lain yang menjadi pelanggan, orang-orang Australia juga kerap datang untuk makan.
“Saya pikir orang (asing) menyukai makanan Indonesia. Pedas, rasanya kaya, segar dan menarik. Banyak orang Australia pergi ke Bali. Mereka biasa makan nasi goreng, soto ayam, jadi kami bawa menu-menu itu ke sini,” ungkapnya kemudian.
David Harfield, misalnya. Warga Australia ini tengah menikmati nasi dengan rendang daging sapi dan ayam balado sebagai menu makan siangnya saat ditemui. Dia mengaku suka dengan makanan Indonesia, termasuk yang dijual di Indo Cafe.
"Makanannya enak. Saya sangat menikmati dan sangat segar. Saya sangat suka rasa pedas," kata David.
Eleanor mengatakan, sejak berdiri, bisnis terus berjalan dengan baik. Lebih dari seratusan orang datang untuk makan siang saat restoran buka dari pukul 11.00 hingga 15.00 waktu setempat. Jadi, selama sepekan, minimal ada 700 pelanggan yang datang.
“Kami sangat beruntung. Setiap pelanggan puas dan kami punya pelanggan yang masih sama selama 15 tahun,” ucapnya.
Untuk menjaga rasa yang otentik, Eleanor mengatakan, ibunya menggunakan bumbu dan rempah asli Indonesia. Namun, mereka harus membelinya di Sydney, New South Wales.
Selain itu, lanjut Eleanor, ibunya sangat menekankan pentingnya menjaga kualitas makanan agar tetap bersih dan segar. Oleh karena itu, setiap hari mereka mengganti beberapa menu agar makanan yang dijual tetap segar.
“Setiap hari berganti menunya, rendang, gulai ayam, sate, semur, ayam sambel. Kami akan menjualnya sampai habis setiap hari, jadi setiap hari makanan yang dijual selalu segar,” tuturnya.
Caroline Damanik / Kompas.com