Tertipu Penjual Suvenir, Sebelas Calon Pengantin Lapor Polisi

By nova.id, Senin, 29 Agustus 2016 | 06:01 WIB
Ilustrasi (nova.id)

Sedikitnya 11 pasangan calon pengantin, menjadi korban penipuan sebuah toko suvenir di Pasar Regional Jatinegara, Jakarta Timur. Uang puluhan juta rupiah dibawa lari sang pemilik toko.

Ahmad (30), salah seorang korban mengatakan, pada tanggal 4 Agustus lalu, ia memesan suvenir berupa tas selempang mini di toko IK Rejeki, yang berada di lantai basement BKS No 184, Pasar Jatinegara. Oleh AA, sang pemilik toko,  korban diminta membayar 50 persen sebagai tanda jadi. Ia pun memberikan uang Rp 2,4 juta.

Sesuai kesepakatan, suvenir sebanyak 500 unit bisa diambil pada Sabtu (27/8/2016) lalu. Namun, saat akan mengambil, toko tutup dan pemiliknya tidak ada. Beberapa korban lainnya pun bertemu di depan toko tersebut. Di antara mereka bahkan ada sudah membayar Rp 6 juta.

"Janjinya hari Sabtu suvenir bisa diambil. Ternyata malah tokonya tutup dan pemiliknya tidak tahu ke mana," kata Ahmad, Senin (29/8/2016).

Baca juga: Seorang Ibu Tertipu Rp 152 Juta Gara-gara Berharap Anaknya Jadi Tentara

Dalam kondisi panik, ia mencoba mencari tahu dengan mendatangi petugas keamanan.

"Jadi korban penipuan ya, Mas? Korbannya juga banyak tuh," ucap Ahmad menirukan perkataan petugas keamanan pasar.

Kesal merasa dibohongi, ia pun bersama calon istrinya melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Jatinegara.

Kapolsek Jatinegara Kompol Suwanda mengatakan, sudah menerima laporan korban. Pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut.

"Kita selidiki kasusnya, mudah-mudahan cepat terungkap pelakunya," katanya.

Manajer Pasar Jatinegara, Fauzan, saat dikonfirmasi mengatakan, kios yang dimaksud korban itu memang kontraknya sudah habis. Pelaku mengontrak kios dari orang lain. Saat bersamaan, penjual suvenir itu sedang sakit.

"Untuk urusan dengan pelanggan, akan ditindaklanjuti oleh kakaknya yang punya ruko di depan pasar. Saya sudah bertemu H Maulana, kakaknya dan berjanji semua urusan di kios adiknya," ujar Fauzan.

Ana Shofiana Syatiri / Kompas.com