Tak ada salahnya jika suami melakukan hobi, asal jangan melupakan kebutuhan utama. Keterbukaan tentu jadi cara jitu sebagai solusi keuangan rumah tangga.
Tapi, bagaimana jika terjadi seperti pada pasangan berikut? Rina sudah sejak awal tak sreg dengan kegemaran Amir yang hobi otomotif dan gonta-ganti spare part mobil.
“Ada aja yang harus dikeluarkan tiap minggu, mulai dari ganti ban atau ke bengkel. Heran, ya, kenapa, sih, kalau enggak ke bengkel sehari saja, apa enggak bisa, ya?” tanya Rina memendam kesal.
Sebab, Amir memang kerja keras sebagai kepala keluarga. “Tapi, kalau terus-terusan begini, bisa-bisa nombok terus tiap bulan hanya untuk hobi dia saja,” tutur Rina kebingungan.
Hmm, seseorang yang terbiasa boros bisa dipengaruhi faktor tak pernah diajari cara mengelola uang sejak muda. Utamanya, mereka tidak memahami pengelolaan uang yang tepat dan menikmati apa yang dimiliki.
Seakan tak pernah ada kata puas untuk memenuhi keinginannya, tentu harus ada orang yang menyadarkan kebiasaan buruk ini. Sebab jika dana terbatas dan tetap memaksakan kehendak, alokasi dana kebutuhan utama bisa-bisa terbengkalai.
Menurut Sukma Rani Moerkardjono, M.Si., Psikolog sekaligus Kepala PLP dan Dosen Fakultas Psikologi Ukrida, untuk masalah keuangan rata-rata istri lebih perhatian karena lebih tahu kondisi di lapangan. “Namun, tentu saja tergantung kondisi, tipe, karakter pasangan.”
Tetapi masalah keuangan di dalam keluarga pada dasarnya adalah prinsip yang sensitif. “Kalau sama-sama tak mau memahami atau tidak menerima kondisi yang terjadi akibatnya bertengkar.”
4 Jenis Pemborosan dalam Rumah Tangga
Apa saja, sih, jenis pemborosan yang memicu pertengkaran? “Biasanya terjadi saat belanja bulanan, pengeluaran jauh di luar anggaran. Harusnya membeli barang sesuai dengan daftar bulanan, namun melenceng karena membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting.”
Bisa juga membeli barang yang sudah ada, misalnya gadget atau baju baru saat Hari Raya. “Sudah punya satu gadget, pengin membeli gadget yang lain karena lebih canggih atau keluaran terbaru.”
Atau melakukan hobi tertentu, seperti Amir tadi, membeli onderdil mobil atau masuk perkumpulan atau komunitas tertentu. “Masuk ke sebuah klub atau komunitas tertentu memang menjadi kebanggaan tersendiri, atau ikut olahraga mahal. Namun, harus kuat mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk ikut kegiatan tersebut.”
Pengeluaran lain adalah untuk berlibur, makan-makan ke tempat mahal, dan mentraktir orang. “Cara-cara tersebut dianggap bisa mengangkat harga diri seseorang dan ada kebanggaan bisa mentraktir orang. Senang jika dihormati orang lain karena dianggap banyak uang.”
Cara Mengerem Kebiasaan Habiskan Uang
Ada beberapa jalan keluar yang bisa dilakukan menghadapi pasangan yang boros. Para istri, ikuti 5 cara ini agar suami mengerem hobinya yang bikin boros keuangan:
1.Skala Prioritas
“Buat skala prioritas kebutuhan apa saja yang terpenting dan harus dibeli, selain kebutuhan rutin. Misal, dana untuk anak masuk sekolah baru, lakukan survei terutama uang pendaftaran atau pembangunan. Menabunglah tiap bulan agar bisa mencapai tujuan tersebut.”
2.Simpan di Amplop
Pikirkan juga pengeluaran lain, misalnya, pajak mobil, servis mobil, atau pengeluaran bensin. “Lalu, simpan di amplop masing-masing dan bekomitmen tidak boleh dilanggar. Atau punya saving account masing-masing kebutuhan.”
3.Ada Konsekuensi
Jika melanggar komitmen akan ada konsekuensinya, misalnya, pasangan membeli onderdil mobil padahal bukan skala prioritas. Nah, konsekuensinya tidak boleh belanja berapa bulan ke depan.”
4.Sikap Terbuka
Jangan pernah bosan mengingatkan pasangan. “Tujuan mengingatkan untuk kebaikan, bukan untuk memicu pertengkaran.” Jika sampai pada tahap bertengkar jangan sampai menyebabkan perceraian.
“Pada saat menikah, kan, sudah tahu kondisi keuangan keluarga seperti apa. Jangan sampai menuntut pasangan melebihi kemampuannya sehingga harus korupsi atau berbuat hal negatif lainnya.”
Dibutuhkan sikap terbuka antara orangtua dengan anak tentang kondisi keuangan keluarga. “Jelaskan pada anak bagaimana kondisi keuangan agar anak paham terutama ketika anak beranjak remaja.”
5.Biasakan Menabung
Jika tak memahami mengatur keuangan keluarga Anda bisa bertanya pada ahlinya atau konsultasi ke financial planner. Yang jelas, jangan sampai berutang karena utang membuat stres, depresi, dan memicu pertengkaran.
Biasakan diri menabung lebih dulu jika ingin memiliki sesuatu. “Jika pasangan punya keterbatasan finansial jangan sampai istri banyak menuntut atau memaksakan berutang, hargailah hasil kerja pasangan.”
Cara Bicarakan Masalah Keuangan dengan Pasangan
Masalah apapun dengan pasangan, komunikasi atau berbicara selalu didengungkan untuk dilakukan. Tapi, komunikasi atau berbicara seperti apa yang sebaiknya dilakukan? Banyak cara, kok, berbicara dengan pasangan:
1.Berbicaralah dalam suasana hati yang baik, atur waktunya, duduk dan berbicara tentang hal-hal keuangan.
2.Gunakan visual, misalnya tabel, grafik yang diperlukan untuk menghitung berapa banyak uang yang masuk dan keluar. Dari visual tersebut Anda akan bisa melacak seberapa banyak kebiasaan pasangan belanja.
3.Memang cukup sulit untuk tetap tenang berhadapan dengan pasangan, tapi itu penting agar bisa menyampaikan fakta-fakta. Jangan menuduh dan menyalahkan karena akan mengakhiri percakapan dengan pertengkaran. Akibatnya, diskusi jadi tidak berguna.
4.Buatlah daftar perubahan kecil yang bisa Anda rekomendasikan untuk pasangan dan perlahan-lahan menerapkan satu per satu.
5.Kedengarannya konyol orang dewasa memiliki "uang saku". Tak masalah jika memang ini menjadi jalan keluar terbaik. Sehingga pasangan pun bisa mengontrol pengeluarannya. Ajarkan untuk menabung jika ada sisa dari “uang saku” tersebut.
6.Yang terpenting adalah tidak mendorong pasangan terlalu keras karena akan mengarah pada kebencian. Hormati upaya mereka untuk hidup hemat dan memahami perubahan perilaku tersebut.
Selamat mencoba!