Namun, Luyao langsung memulai perjalanan pulang usai menjalani biopsi sehingga dia bisa mengejar waktu untuk kembali ke sekolah. Demikian dikabarkan harian China Daily.
Saat kembali ke kota Liupanshui, dia harus menanti hingga pagi sebelum naik ke bus pertama yang akan membawanya pulang.
"Saya tak ingat lagi berapa banyak saya melihat matahari terbit di stasiun kereta api," kata Luyao sambil berderai air mata.
Namun, bagi Luyao, perjalanan melelahkan itu seakan tak dirasakannya setelah dia bisa kembali pulang tepat waktu untuk bersekolah. Ervan Hardoko / Kompas.com