TabloidNova.com - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengimbau masyarakat untuk tidak membeli pakaian bekas impor. Dari hasil uji laboratorium, Kemendag menemukan bahwa baju bekas impor mengandung bakteri yang bisa membuat kulit gatal-gatal sampai terkena penyakit saluran kelamin.
"Baru memisahkan pakaian itu tangan sudah gatal. Dari uji lab, ternyata banyak bakteri yang berkoloni. Kita bisa kena gatal-gatal dan maaf kita bisa kena penyakit saluran kelamin," ujar Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Widodo di Kantor Kemendag, Jakarta, Sabtu (31/1/2015) lalu.
Ia menuturkan, uji laboratorium terhadap pakaian bekas itu dilakukan Kemendag selama 1 tahun. Menurut dia, sampel pakaian bekas diambil dari Pasar Senen Jakarta Pusat.
"Kita ambil sampel pakaian bekas acak. Pakaian anak-anak dan dewasa. Kita pisahkan jadi lima kelompok terdiri dari lima pakaian," kata dia.
Widodo mengatakan, pakaian bekas berbakteri itu masuk dari berbagai pelabuhan "tikus" di sepanjang pantai Sumatera. Karena masuk bukan dari pelabuhan resmi, Kemendag pun mengaku kesulitan melarang pakaiaan bekas impor itu.
"Martabat bangsa jadi tidak baik. Saya turun sendiri ke (Pasar) Senen itu. Konsumen Indonesia belinya tenang sekali," ucap dia.
Dalam jumpa pers yang dilakukan pada Rabu (3/2) lalu, Kemendag juga menyatakan telah melakukan uji sampel terhadap 25 baju dan celana bekas impor yang diambil dari Pasar Senen, Jakarta. Uji laboratorium itu dilakukan terhadap celana impor yang diduga terkena cairan menstruasi.
Hasilnya, Kemendag menemukan 216.000 koloni bakteri per gram dalam celana impor bekas. Artinya, semua baju bekas impor itu mengandung bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.
Oleh karena itu, dia sekali lagi mengimbau agar masyarakat tak membeli pakaian bekas impor. Pasalnya, dari tampak luar saja, pakaian impor bekas itu sudah tak layak pakai. Apalagi jika konsumen mengetahui bahwa baju bekas impor itu mengandung bakteri!
Kompas.com/Yoga Sukmana
KOMENTAR