Ini yang Terjadi Jika Anda Kurang Berhubungan Seks

By , Senin, 24 Oktober 2016 | 07:00 WIB
Ini yang Terjadi Jika Anda Kurang Berhubungan Seks (Nova)

Anda pasti sudah begitu familiar dengan nama Dr. Oz? Ya, dokter bernama lengkap Mehmet Oz ini merupakan dokter terkemuka di Amerila sekaligus di dunia dengan program televisi yang juga mengusung nama dirinya, The Dr. Oz Show.

Berbagai ulasan soal kesehatan tubuh dan penyakit selalu dipaparkan olehnya secara detail. Pria yang banyak didaulat sebagai konsultan kesehatan selebritas ternama Hollywood tersebut mengungkapkan jika menjaga kesehatan tidak hanya dengan berolahraga dan pola makan sehat, namun juga lewat seks.

“Menjadi sehat bisa dicapai dengan melalui hubungan seksual bersama pasangan,” ujar Dr. Oz yang bercerita pengalaman seksnya bersama sang istri dalam episode perdana program televisinya tersebut.

Ia pun menjelaskan enam manfaat seks bagi kesehatan berdasarkan penelitian. Jika Anda tidak memenuhinya, bisa jadi Anda yang mengalami dampak kurang berhubungan seks bagi keehatan Anda.

Secara lengkap, ini dia yang terjadi jika Anda kurang berhubungan seks, seperti yang dilansir oleh Huffington Post.

Baca: Seks yang Tepat Bikin Tubuh Lebih Sehat, Lo!

Kurang berhubungan seks bisa menyebabkan Anda lebih cepat tua Berikut usaha untuk menjaga kecantikan yang disukai Dr. Oz: melakukan seks tiga kali dalam seminggu. Penelitian di Royal Edinburgh Hospital, Skotlandia, menunjukkan orang-orang yang berusia 40-an tahun yang melakukan hubungan seks 50 persen lebih banyak dibanding kebanyakan orang dinilai lebih muda tujuh hingga 13 tahun dari usia mereka sebenarnya.

Kurang berhubungan seks berdampak pada kualitas tidur yang buruk Tingkat lonjakan hormon oksitosin setelah berhubungan seks dan kemampuannya mengurangi stres ternyata mampu membantu orang tertidur lebih cepat. Ada pula temuan dari sudut pandang lain. Suatu penelitian yang menemukan perempuan berusia 42 hingga 52 tahun  yang kurang tidur sering mendapat kenikamatan fisik yang lebih rendah dalam berhubungan seks dibanding perempuan yang memiliki kualitas tidur yang baik.

Baca: 8 Manfaat Seks untuk Kulit

Kurang berhubungan seks menyebabkan Anda mudah sakit kepala Pernah membatalkan rencana berhubungan seks karena terserang sakit kepala? Menurut Dr. Oz, itu sama saja melewatkan suatu cara untuk menghilangkan sakit kepala tersebut. Suatu penelitian kecil yang dilakukan di Southern Illinois University menemukan hampir setengah perempuan yang terserang migrain merasa lebih baik setelah orgasme.

Para ahli menilai keberadaan hormon endorfin yang meningkat mungkin memiliki efek yang sama dengan morfin, yaitu mematikan respon rasa nyeri dan meningkatkan “ambang pintu” kita terhadap ketidaknyamanan.

Kurang berhubungan seks berpengaruh pada kesehatan jantung yang tidak kuat Kita akan memulai dengan organ favorit Dr. Oz: jantung. Selain dapat menjadi latihan kardio yang baik, penelitian terbaru menunjukkan seks dapat melindungi jantung dengan cara lain.

Dalam Journal of Sex & Marital Therapy ditemukan orang yang melakukan seks 12 kali dalam sebulan memilki high rate variability (HRV) yang lebih tinggi. HRV adalah sebuah ukuran untuk mengukur perubahan aktivitas sepanjang hari. Semakin tinggi HRV, semakin rendah risiko penyakit jantung.

Baca: Manfaat Seks 3-4 Kali Seminggu untuk Obati Penyakit Batu Ginjal

Kurang berhubungan seks bisa membuat tubuh rentan sakit flu Sebuah penelitian dari Wilkes University di Pennsylvania menemukan orang yang melakukan hubungan seks satu hingga dua kali dalam seminggu menikmati peningkatan sistem kekebalan pada tubuh mereka. Hal ini diduga karena adanya peningkatan sebesar 30 persen pada immunoglobulin A, antibodi untuk melawan infeksi yang ditemukan saluran pernapasan dan pencernaan.

Kurang berhubungan seks memperpendek usia Anda Untuk perempuan, kualitas mengalahkan kuantitas jika dampakn dari seks dihubungkan dengan memperpanjang usia. Memiliki kenangan positif dalam berhubungan seks, meski sedikit, dapat menambah usia kita sebanyak empat tahun. Temuan tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Duke Center for the Study of Aging and Human Development.

Ade Sulaeman/intisari-online.com Sumber: HuffingtonPost