Jiwa yang sehat adalah merasa sehat dan bahagia mampu menghadapi tantangan hidup, berpikir positif pada diri sendiri maupun orang lain. Namun, beberapa studi mengatakan perempuan lebih rentan depresi ketimbang pria. Kenapa?
Sebenarnya masalah kejiwaan seperti depresi adalah hal yang wajar terjadi pada setiap orang. Namun, masyarakat masih sulit membedakan stres, depresi, cemas, skizofrenia, atau penyakit jiwa lainnya.
“Sayangnya,masyarakat masih menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan jiwa itu berarti gila atau ada hubungannya dengan kegilaan,” papar Dr. Andri,Sp.KJ,FAPM, Psikiater Klinik Psikosomatik OMNI Hospitals Alam Sutera, Serpong.
Baca: Begini Cara Menikmati Detoksifikasi Pikiran dan Tubuh
Menurut staf pengajar Bagian Psikiatri FK UKRIDA Jakarta ini, perempuan lebih sering mengalami depresi dua kali lipat dibandingkan pria. Ada banyak faktor yang memengaruhi perempuan lebih banyak mengalami depresi, di antaranya adalah:
Faktor hormonal
Sama seperti pada riset di Barat, perempuan Indonesia juga sangat terganggu dengan siklus hormonal bulanan yang sering berbarengan dengan timbulnya perubahan mood atau suasana perasaan yang tidak nyaman.
Ya, kaum hawa biasanya mengalami kondisi tidak nyaman menjelang dan selama haid. Secara statistik memang perempuan di masa kehidupannya sejak fase pertama kali menstruasi sampai nanti setelah menopause akan cukup sering mengalami masalah mood terkait dengan fluktuatif hormonal.
Ada juga depresi saat kehamilan dan pascapersalinan, serta masalah psikologis terkait menopause dan sebelum menopause.
Baca: Mengapa Wanita Karier yang Sukses Lebih Rentan Stres?
Tuntutan Peran
Peran perempuan, apalagi yang menikah, sangatlah kompleks. Perempuan harus menjadi istri, ibu buat anak, dan bahkan kadang "ibu" buat suaminya. Belum lagi sebagai perempuan berkarier dituntut oleh bidang pekerjaannya. Perempuan juga seringkali menjadi orang yang diharapkan oleh keluarga untuk membantu.