Bayinya Tertukar dan Meninggal, Sang Ayah Tuntut Rumah Sakit karena Tolak Tes DNA

By nova.id, Selasa, 25 Oktober 2016 | 07:15 WIB
Waspada Meningitis Paling Berbahaya pada Bayi dan Balita (nova.id)

Dengan raut wajah penuh kesedihan, Satifi Darwis (44), warga Desa Sungai Ondok Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir ini mendatangi Polresta Palembang.

Ia datang untuk melaporkan pihak Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) yang dianggap telah lalai dalam melakukan pelayanan, sehingga menyebabkan bayinya diduga tertukar dengan bayi milik Sumarni.

Bahkan, lebih menyedihkannya lagi, salah satu bayi yang tertukar tersebut, meninggal dunia.

"Jadi bayi yang meninggal itu katanya anak saya, padahal di gelang tangan bayi tersebut tertulis jika bayi tersebut anak dari Sumarni. Kata pihak rumah sakit itu hanya tertukar. Secara logika, gelang itu kan pas, jadi tidak mungkin bisa tertukar," katanya saat memberi keterangan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang, Senin (24/10/2016).

Baca: Di Ranjang Bersalin, Sang Ibu Kaget Bukan Kepalang Setelah Sang Anak Lahir...

Menurut Darwis, sebelum ia memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib, ia dan pihak RSMH telah melakukan pertemuan.

Hanya saja, saat itu Darwis mengaku belum puas dengan hasil pertemuan.

Saat itu, pihak RSMH hanya menyarankan untuk melakukan sidik jari, sementara Darwis menginginkan tes DNA bayi tersebut.

"Pihak rumah sakit menginginkan hanya sidik jari, sementara saya menginginkan tes DNA," ungkapnya.

Baca: Heboh Bayi Diduga Tertukar Pasca Persalinan

Menurut Darwis, dengan tes DNA yang dihadiri oleh pihak RSMH dan pihak berwajib tersebut, ia hanya ingin memastikan, jika bayi tersebut tertukar atau tidak.

"Jadi harus ada pihak berwajib, biar tidak ada kesalahan lagi. Saya ini hanya ingin memastikan saja apakah bayi tersebut bayi saya atau bukan. Jika itu bukan bayi saya, saya terima," katanya.

Sumber: Tribun Sumsel