Mengenal Chef Sarwan, Master Chef Yang “Tak Bisa” Memasak

By nova.id, Minggu, 13 November 2016 | 05:09 WIB
Chef Sarwan (nova.id)

Setelah bekerja selama 10 tahun, oleh karena sesuatu hal, akhirnya aku keluar dari perusahaan tersebut. Nah, saat aku menganggur itu, aku menghubungi Pak Anton Marcos. Pak Anton dulunya adalah seorang pimpinan di perusahaanku yang dulu, tetapi akhirnya keluar dan mendirikan perusahaan serupa sendiri. Sebenarnya perusahaan Pak Anton belum terlalu besar, tetapi karena orangnya baik, aku akhirnya diterima bekerja di sana sebagai tenaga cleaning service.

Memang, aku termasuk orang yang bisa membawa diri, jujur, rajin sehingga pimpinanku selalu menerimaku dengan baik, termasuk Pak Anton. Pak Anton mempercayaiku masuk ke ruangannnya, padahal di dalamnya banyak barang berharga. Bahkan, tak jarang setiap pagi aku bersih-bersih ruangannya, aku duduk di kursi Pak Anton dan berlagak menjadi direktur. Sementara Pak Anton yang datang kemudian memberi salam terlebih dulu kemudian duduk di kursi tamu ada di depanku. Ha ha ha.

Kebaikan Pak Anton sebenarnya bukan kepadaku saja, kepada kepada karyawan lain pun demikian pula. Setelah 2,5 tahun bekerja di sana, tiba-tiba pada suatu pagi di tahun 2011, Pak Anton menghampiriku sambil membawa formulir yang sudah diisi namaku dan memberiku uang Rp250.000.  “Sarwan, ini besok kamu berangkat, ya. Ini formulir yang sudah saya isi dan ini uang sakunya. Nanti kamu pasti akan jadi orang,” kata Pak Anton. Kalimat itu masih aku ingat sampai sekarang.

Aku terbengong-bengong, belum paham apa yang beliau maksud. Lalu, beliau menjelaskan bahwa di Surabaya diadakan audisi untuk acara Master Chef oleh sebuah teve swasta. Aku diminta ikut. Tentu saja aku bingung karena selama ini aku tak bisa memasak. “Sudahlah ikuti saja nanti kamu pasti berhasil, Sarwan,” katanya lagi.