"Saya berniat nyuci pukul 14.00. Terus ada suara petir. Saya lihat genteng dan tembok dapur sudah roboh seperti ditraktor," ujarnya.
Sumarni menuturkan, batu besar yang menimpa rumahnya itu sebelumnya memang sudah terlihat menggantung, tetapi tersangga oleh pohon besar. Pohon tumbang terlebih dahulu sejak satu tahun yang lalu.
"Saya awalnya juga tidak mengira (bakal ambrol-Red). Batu terlihat bergelantungan. Air keluar dari batu. Pondasi rumah juga bahaya. Air keluar di batu sudah lama," jelasnya.
Akibat terjangan batu besar itu, Suratman dan keluarganya kini harus tidur di teras rumah dengan beralaskan kardus bekas.
Hermawan Handaka / Tribunnews