Bukan Lagi Bintik Merah di Kulit, Ini Gejala DBD yang Harus Anda Waspadai

By nova.id, Rabu, 7 Desember 2016 | 10:45 WIB
Setelah penelitian selama 20 tahun, akhirnya vaksin DBD bisa didapat di Indonesia (nova.id)

Orangtua sebaiknya lebih teliti memeriksa kesehatan anak. Demam Berdarah Dengue (DBD) yang marak dan tak lagi mengenal cuaca saat ini memiliki gejala baru, yakni tidak lagi ditandai bintik atau bercak merah pada kulit.

Menurut dr Hittoh Fattory SpA, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balikpapan, saat ini gejala khas untuk demam berdarah tidak seperti dulu, tidak ada lagi bintik merah di kulit dan sebagainya.

"Itu tidak terlalu terlihat, dan tidak mesti keluar seperti itu," ungkap , dr Hittoh kepada Tribun Kaltim.

Ia menegaskan, gejala khas DBD tidak seperti dulu lagi, yang ditandai timbul bercak-bercak merah di tubuh, atau terjadi pendarahan kulit, atau biasanya pasien mengalami mimisan ditandai keluar darah dari lubang hidung.

"Sekarang tidak semua pasien mengalami gejala seperti itu. Jadi kalau demam panas harus sudah dicek dengan laboratorium, karena gejala demam berdarah salah satunya panas tinggi hingga 40 derajat, harus dilakukan observasi di rumah sakit," kata Hittoh.

Baca: Sama-sama Demam, Begini Cara Membedakan Gejala Infeksi Virus Zika dan DBD

Bagi anak-anak yang terkena DBD pasti mengalami gejala demam. Namun menurutnya tidak hanya demam, ada beberapa gejala lain yang harus diperhatikan.

Dan untuk memastikan apakah anak terjangkit DBD, sebaiknya dilakukan tes darah. Sebab ada beberapa fase yang harus diperhatikan, yaitu fase saat pasien kritis. Biasanya, fase kritis ini pasien yang awalnya demam, akan turun secara perlahan.

Saat panas turun, biasanya pasien justru tambah lemas. Pada fase ini, pasien mengalami panas selama tiga hari, dan pada hari ke tujuh fase penyembuhan.

"Fase kritis itu biasanya suhu tubuh mulai turun, ini harus lebih waspada saat panas turun, khususnya pada anak-anak yang demamnya turun, namun anaknya tambah lemas, tidak mau makan dan minum. Berbeda dengan anak sehat jika panas turun, mereka (anak) kembali bermain dan berlari-lari," ujarnya.

Hittoh melanjutkan, jika observasi di rumah sakit menunjukkan kesehatan cukup bagus, pasien hanya di rawat jalan.

"Kalau indikasi rawat inap biasanya panas kurang dari tujuh hari, ada didapatkan gejala yang harus diwaspadai, di antaranya adanya panas yang disertai muntah terus-menerus, nyeri perut, dan adanya penumpukan cairan di paru dan perut, didapatkan adanya peningkatan hematocrit (penurunan pada trombosit)," ujarnya.

Baca: Akhirnya Vaksin Demam Berdarah Dengue Ada di Indonesia

Hematokrit (Hct) adalah persentase sel darah merah terhadap volume darah total. Nilai normal Hematokrit untuk pria 40% - 50% atau 0,4 - 0,5 sedangkan perempuan 35% - 45% (0,35 sampai 0,45).

Selanjutnya, perhatikan angka trombosit yang jika berada di bawah level 100 ribu maka observasi harus dilakukan rumah sakit. Sdangkan trombosit di atas 100 ribu, diperbolehkan rawat jalan, dengan syarat tanpa ada gejala tertentu. Sehingga pasien di rumah diharuskan minum air putih dengan baik, dan aktivitasnya seperti biasa.