Sungguh malang nasib bocah laki-laki berusia 4 tahun yang tinggal di Lakhimpur, negara bagian Assam, India ini. Sagar Dorji mengalami kebutaan akibat penyakit yang belum ditemukan penyebabnya.
Dilansir dari Dailymail, kisah ini bermula ketiga tiga bulan lalu, mata Sagar tiba-tiba berdarah. Yang mengejutkan bola matanya lalu mengering dan meletus keluar.
Sang Bunda, Kusum, mengaku amat terkejut. Melihat mata anaknya bengkak dan merah, ia tak pernah mengira putranya akan mengalami nasib demikian tragis. Terlebih mereka berasal dari keluarga tak mampu.
"Biaya pengobatannya sekitar $156 atau Rp 2,1 juta, tapi saya tidak punya uang sebanyak itu," kata ayah Sagar, Pratim Dorji yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Meski kini dirawat di rumah sakit, tim medis masih melakukan serangkaian tes untuk mencari tahu penyakit yang dialami Sagar. Sayangnya, perawatan itu terbentur biaya yang tak sedikit.
"Saya tidak suka perawatan yang diberikan rumah sakit, tidak ada kemajuan. Tapi tak ada pilihan lain karena saya tidak mampu untuk mengobati Sagar dengan biaya yang lebih mahal seperti di kota Mumbai atau New Delhi,” ujar ayah Sagar.
Kedua orangtua bocah malang ini pun mengharapkan uluran tangan dari dermawan yang mau membantu kesembuhan Sagar.
Hingga akhirnya kejadian langka dan menghebohkan ini terdengar Biwasjit Barman, aktivis sosial di India yang menggalang dana untuk meringankan biaya pengobatan Sagar. "Saya juga seorang ayah, saya dapat merasakan apa yang ayah Sagar rasakan," kata Biswasjit. Ia juga telah meminta pemerintah untuk campur tangan dan membantu anak ini sebelum terlambat.
Tak lama kemudian, akun Facebook Help Sagar Dorji pun dibuat untuk menggalang kepedulian lebih luas. Sebab apa yang dialami Sagar tergolong kasus langka, bukan seperti pendarahan yang terjadi di telinga atau mata pada umumnya. Yang masih menjadi tanda tanya, mengapa darah di mata Sagar tampak menggumpal dan mengering.
Pada 2013 silam, kisah serupa juga pernah terjadi pada gadis berusia 17 tahun bernama Marnie Harvey yang tinggal di Inggris. Dokter pun tak bisa menemukan penyebabnya. Semula, Marnie menemukan dirinya terbangun dengan tetesan darah di bantal. Kondisi ini kemudian semakin parah hingga darah merembes dari hidung telinga, ujung jari, kulit kepala, dan lidahnya.
Tak jarang, pendarahan itu diawali migrain yang menyerangnya bertubi-tubi sehingga ia tak bisa beraktivitas. Meski diobati dokter spesialis dan melakukan diet gluten dan gula, penyebab utamanya tetap saja masih misterius.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR