Wujudkan Negara Sejahtera Lewat Anak dan Perempuan yang Hidup dalam Garis Aman, KPPPA Gagas 3 Ends

By Ade Ryani HMK, Kamis, 15 Desember 2016 | 02:45 WIB
KPPPA canangkan program 3 Ends untuk mengentaskan kekerasan pada anak dan perempuan (Ade Ryani HMK)

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) semakin menggaungkan program unggulannya yang bertajuk 3 Ends melalui beragam kegiatan.

Program yang diluncurkan sejak akhir Mei lalu ini bertujuan mengakhiri tiga masalah laten yang dihadapi kaum perempuan dan anak. Antara lain: (1) akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, (2) akhiri perdagangan manusia, (3) akhir kesenjangan ekonomi terhadap perempuan.

Menurut menteri KPPPA, Yohana Yembise, sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan PBB, salah satu indikator kesejahteraan negara adalah kesetaraan gender. Dan, sebuah negara baru terbebas dari kemiskinan jika anak dan perempuan berada dalam garis aman.

Baca: 1 dari 3 Anak Mengalami Kekerasan. Bagaimana menyikapinya?

"Negara belum dikatakan maju bila perempuan dan anak belum berada di ranah aman," katanya. Indonesia, menjadi salah satu negara yang dipilih PBB untuk mewujudkan kesetaraan gender. "Untuk membawa perempuan kepada kesetaraan gender, caranya adalah dengan Three Ends," lanjut perempuan kelahiran 1 Oktober 1958 tersebut.

Program Jelajah 3 Ends pun diawali di kota Jailolo pada 1-15 Oktober 2016 dilanjutkan di Belitung pada 11-12 November 2016 dan Bandung pada 18-19 November 2016. Program ini dimaksudkan untuk menjangkau masyarakat terkait edukasi dan informasi perihal perlindungan dan pemenuhan hak perempuan dan anak.

Sasarannya tentu saja terwujudnya sinergi antara masyarakat, lembaga masyarakat, pemerintah setempat dan pemangku kepentingan untuk mendeteksi 3 masalah laten terkait perempuan dan anak yang menjadi program 3 Ends dimaksud.

Baca: Deklarasi Yogyakarta Sepakati Akhiri Kekerasan Pada Anak dan Perempuan

"Dengan makin gencarnya sosialisasi dan kepedulian banyak pihak yang mau bersinergi, sekarang korban KDRT dan trafficking makin mudah melapor. Mereka tak lagi malu menutupi aib karena tahu mesti melapor kemana tapi tetap terlindungi. Memang secara angka kasusnya meningkat, tapi positifnya deteksi dini tercipta di masyarakat," kata Sujatmiko selaku Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak di acara talkshow coffee morning mengenai 3 Ends di Hotel Borobudur pekan lalu.

Untuk memperkecil aksi pelaku kekerasan terhadap anak dan perempuan pun beragam langkah ditempuh KPPPA di sejumlah daerah. Seperti meningkatkan peran satgas di tiap desa masing-masing propinsi guna memberi edukasi pada masyarakat tentang pentingnya proaktif mencegah kekerasan domestik. Sedangkan pada anak-anak dilakukan cara yang lebih mudah diterima melalui pertunjukan musik dan seni yang menyenangkan untuk dipahami.

Baca: Satukan Sinergi Untuk Akhiri Kekerasan Pada Anak dan Perempuan

Sependapat dengan program 3 Ends, Ledia Hanifa Amaliah (Wakil Ketua DPR RI) turut menyuarakan kepedulian semua elemen masyarakat untuk mengubah paradigma tentang perlindungan anak dan perempuan, yang juga menjadi tugas semua orang tanpa memandang gender.

"Melindungi perempuan dan anak juga tugas para pria. Mari disosialisasikan lebih luas sebab 70 persen kekerasan anak terjadi di keluarga. Jadi, pembangunan keluarga semestinya ditingkatkan," ujarnya.