Begini Cara Cepat Polisi Meringkus Komplotan Perampokan di Pulomas

By nova.id, Jumat, 30 Desember 2016 | 06:00 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan menjelaskan pengungkapan kasus perampokan sadis di Pulomas pada konferensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. (nova.id)

Kepolisian melalui Polda Metro Jaya menyatakan telah berhasil menangkap tiga orang tersangka pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur (28/12/2016).

Sangat menarik jika menyimak begitu cepatnya para anggota kepolisian berhasil menentukan sekaligus melacak posisi pelaku. Pertanyaan paling umum yang muncul adalah “bagaimana cara polisi menyelidiku kasus kejahatan untuk kemudian menentukan dan menangkap pelakunya?”

Ketika kejahatan terjadi, polisi harus menentukan siapa yang melakukan hal itu sehingga pelaku dapat dituntut dan diadili. Tapi bagaimana polisi menyelidiki kejahatan-kejahatan ini?

Baca: Sebelum Tewas, Foto Terakhir yang Diunggah Dodi Triono Ini Dianggap Sebagai Firasat

Kejahatan sedang berlangsung

Begitu polisi menerima panggilan kejahatan sedang berlangsung, mereka mengirim petugas ke tempat kejadian perkara (TKP) secepat mungkin.

Petugas mungkin dapat menangkap pelaku kriminal di tempat kejadian.

Sebelum meninggalkan TKP, polisi akan melakukan investigasi dengan mengambil gambar dan mengambil benda yang mereka pikir terhubung ke bukti kejahatan.

Hampir semua orang yang berada di tempat kejadian akan menulis laporan, termasuk pengamatan pribadi mereka, nama-nama dan informasi kontak dari setiap saksi yang potensial, dan setiap item yang mereka ambil dari tempat kejadian.

Baca: Polisi Ungkap Masing-masing Peran Komplotan Perampokan dan Pembunuhan Pulomas

Kejahatan yang belum terpecahkan

Jika kejahatan tidak dilihat langsung dan terutama serius atau rumit, polisi dapat menetapkan kasus untuk berstatus penyidikan yang dipimpin oleh seorang kepala penyidik. Polisi juga bisa bekerja sama dengan pihak lain, semisal detektif.

Dia kemudian akan mengelola tim penyidik untuk mengembangkan daftar tersangka dan menemukan pelaku yang sebenarnya.

Detektif dapat mengumpulkan bukti forensik, seperti sidik jari, darah, atau air liur yang ditemukan di TKP dan mengirimkannya ke laboratorium untuk analisis.

Dia juga bisa berbicara dengan saksi untuk mencoba mengumpulkan fakta tentang apa yang terjadi.

Pada setiap waktu, polisi dan karyawan mereka harus mematuhi aturan terkait pencarian dan penyitaan yang diperbolehkan.

Ini berarti secara umum, jika polisi ingin mencari properti pribadi apapun, mereka harus terlebih dahulu mendapatkan surat perintah yang menunjukkan, benda-benda dijamin akan memberikan bukti yang akan membantu memecahkan kejahatan.

Baca: Ngeri! Ini Rekam Jejak Tersangka RBB Perampok Spesialis Rumah Elite dalam Kasus Pulomas

Penyelidikan bukan sesuatu yang tanpa cela

Penyelidikan polisi adalah bagian penting dari sistem peradilan pidana, tapi penegakan hukum bisa melakukan kesalahan, kadang-kadang menyebabkan orang yang tidak bersalah dipenjara.

Untuk itu, ada pedoman hukum yang penting, polisi harus selalu diawasi ketika menyelidiki kejahatan.

Jika Anda adalah subyek dari penyelidikan polisi, pengacara pembela yang terampil dapat memastikan hak-hak Anda dilindungi dan dapat menjadi pengawas Anda selama penyelidikan.

Sumber: Intisari-Online