Polisi menangkap terduga pelaku pembunuhan sadis di Pulomas, satu di antaranya bernama Ramlan Butar-Butar.
Pria yang biasa dipanggil Pincang ini ditangkap bersama Erwin Situmorang. Keduanya dibekuk di rumah adiknya Ramlan di Gang Kalong RT 08 RW 02 Bojong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat.
Terduga pelaku pembunuhan sadis di Pulomas, Ramlan Butarbutar (RBB) dikenal oleh warga sebagai sopir angkot K 11 jurusan Terminal Bekasi - Bantar Gebang.
Kepala keamanan sekitar, Heru menjelaskan, di kediamannya, Ramlan tinggal sendiri tanpa ditemani oleh sanak saudara.
"Setahu saya memang sendiri dia. Tidak ada teman atau keluarga," jelasnya saat ditemui di sekitar lokasi penangkapan, Rawa Lumbu, Bekasi, Rabu (28/12/2016)
Dijelaskannya, Ramlan biasanya berangkat menarik angkot sekitar pukul 05.00 WIB hingga malam hari baru pulang sekitar pukul 22.00WIB.
"Biasa pulang ya enggak malam-malam amat lah. Biasa pulang pukul 22.00WIB, begitu terus setiap hari," ucap Heru.
Tetapi siapa sangka, lelaki yang diketahui pincang jalannya tersebut menjadi dedengkot di balik perampokan yang menewaskan enam orang. Dalam CCTV rumah korban terlihat pria tersebut membawa senjata api merampok keluarga Dodi Triono di Pulomas.
Ia menggiring 11 penghuni rumah tersebut ke dalam kamar mandi yang akhirnya menyebabkan enam dari 11 orang tersebut meninggal dunia.
Mengungkap sosok Pincang, rekam jejak kriminalnya terbilang mengerikan. Dalam dunia kelam perampokan, nama Ramlan Butar-Butar bukanlah sosok asing.
Baca: Ditembak karena Melawan, Polisi Juga Temukan Barang Bukti dari 2 Pelaku Pembunuhan di Pulomas
Pria ini tercatat di berbagai media online merupakan kawanan perampok spesialis rumah elite. Oktober tahun 2010 ia ditangkap jajaran Polda Jawa Tengah. Ramlan tercatat sebagai pimpinan perampok kelompok Medan.
Kawanan perampok ini beraksi menggunakan senjata tajam dan senjata api dan kawanan ini dibekuk di Bekasi. Sementara itu pada Agustus 2015 kawanan yang dipimpin oleh Ramlan Butar-Butar ini juga tertangkap pihak kepolisian.
Tercatat daftar panjang korban dan tiap rumah yang digasak Ramlan dan komplotan berhasil mengantungi uang hingga emas bernilai ratusan juta.
Saat penghuni lengah, pistol atau celurit dikalungkan dan mengancam korban untuk menunjukkan berbagai harta bendanya.
Meski pada tahun 2015 komplotan ini juga berhasil ditangkap namun anehnya 2016 Ramlan kembali bisa bebas melakukan aksi hingga menewaskan enam orang.
Baca: Ketika Rumah Tak Selalu Aman, Lakukan 5 Hal Ini Agar Anak Tak Jadi Korban Kejahatan
Seperti aksi-aksi sebelumnya Ramlan dan kawan-kawan selalu menyasar rumah warga asing dan rumah elite. Ia dikenal sebagai residivis yang biasa keluar masuk penjara dengan kasus serupa.
Mereka mencari celah kelemahan dari pemilik rumah, saat pintu terbuka Ramlan langsung memukulkan pistolnya dan masuk lalu menyandera penghuni rumah.
Seperti kasus Dodi Triono yang berakhir tragis enam orang tewas setelah terduga pelaku yakni Ramlan dan komplotannnya menyekap 11 orang dalam toilet tanpa ventilasi dan berukuran sempit.
Polisi berhasil menangkap setelah kawanan ini tertangkap kamera CCTV yang kemudian keberadaannya berhasil dilacak pihak berwenang.
Apakah jejak kawanan perampok Ramlan Butar-Butar yang sering tertangkap ini lalu dibandingkan dengan komplotan yang ditangkap saat (kasus Pulomas) ini oleh pihak kepolisian adalah orang yang sama, saat ini masih menunggu konfirmasi dari pihak kepolisian.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR