Memaafkan memang menjadi sifat yang baik. Namun bagaimana jika kita selalu memaafkan kesalahan yang dibuat si kecil? Hati-hati, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang mudah puas dan kurang memiliki ambisi.
Pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orangtua, dalam hal ini ibu, terlalu memberikan banyak kebebasan kepada anak tanpa pengawasan dan kontrol yang cukup. Ibu membiarkan apa saja yang dilakukan anak, sangat sedikit bimbingan yang diberikan.
Di sini peran ibu sangat minim, tidak banyak mengatur urusan anak sehingga ia dapat sesuka hati mengatur dirinya sendiri.
Pada pola asuh permisif pengawasan menjadi sangat longgar, segala aturan dan ketetapan keluarga ada di tangan anak. Apa pun yang dilakukan anak diperbolehkan.
Ibu bersikap damai, menuruti segala kemauan anak, cenderung tidak menegur atau memperingatkan dan selalu menyerah pada anak untuk menghindari konfrontasi. Ibu tipe ini biasanya bersifat hangat sehingga disukai oleh anak.
Baca: Terkait Pola Asuh, Mengapa Orangtua Saling Bersaing?
Contoh dari pola asuh permisif ini, ketika anak ingin bermain gadget padahal esok harinya ada ulangan, ibu mengizinkan dan memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan batasan waktu berapa lama anak boleh bermain, meski sebenarnya anak perlu waktu untuk belajar.
Ibu tidak menanyakan dan memerdulikan apa pun yang mau dilakukan dan di-browsing anaknya. Ibu percaya sepenuhnya pada sang anak bahwa ia bisa mengontrol diri.
Padahal, di sini Ibu seharusnya mengontrol anak. Misalnya, berapa jam ia boleh bermain gadget, membatasi hal-hal apa saja yang dilarang di-browsing oleh anak seusianya.
Ciri-ciri Pola Asuh Permisif :
Pola asuh permisif ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Ibu bersikap membiarkan anak untuk berbuat sekehendaknya, tidak banyak mengatur dan mengizinkan setiap tingkah laku anak.
- Kontrol dan bimbingan terhadap anak kurang, ibu bersikap longgar.
- Semua keputusan sering dibuat oleh anak dari pada ibunya.
- Anak sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama.
- Ibu cenderung mudah memaafkan bila terjadi kesalahan pada anak, sehingga bisa saja anak mengulang kesalahan tersebut di lain waktu.
- Penerapan disiplin dari orangtua lemah sekali pada anak, kecuali pada saat terjadi hal yang berlebihan barulah ibu bertindak.
- Tidak pernah memberikan sanksi apapun pada anak bila ia melanggar aturan atau batasan.
Baca: 5 Perilaku Anak Akibat Salah Pola Asuh
Dampak Pola Asuh Permisif Bagi Anak
Negatif
Pola asuh permisif yang terlalu memberikan kebebasan pada anak jika dibiarkan berlarut-larut akan berdampak kurang baik terhadap anak, di antaranya:
- Anak menjadi tidak patuh dan kurang disiplin dengan aturan-aturan yang berlaku, karena ibu juga tidak banyak mengaturnya.
- Anak cenderung bertindak semena-mena, berbuat semaunya dan bebas melakukan apa saja yang diinginkan karena tanpa pengawasan orangtua.
- Anak terbiasa untuk dimanja atau diberi kebebasan.
- Anak memiliki kontrol diri yang buruk dan mau menang sendiri.
- Kurang matang secara sosial dan kurang bisa menghargai orang lain.
- Anak tidak terbiasa ditekan dalam melakukan suatu hal.
- Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah puas, mudah menyerah dan kurang memiliki ambisi yang tinggi.
Baca: Lakukan Ini Jika Suami-Istri Punya Pola Asuh Berbeda
Positif
Namun demikian, ada dampak positif di balik dampak negatif dari pola asuh permisif. Bila anak mampu menggunakan kebebasan yang diberikan orangtua secara bertanggung jawab, ia akan menjadi:
- Seorang yang mandiri dan berinisiatif dan mampu mewujudkan aktualisasi diri.
- Tumbuh dengan kemampuan berpikir secara kreatif dan bisa membuat banyak inovasi. Pasalnya, kebebasan untuk meraih apa yang mereka inginkan membuat anak bisa berpikir out of the box.
- Menghasilkan sikap yang lebih tegas karena anak tumbuh bukan sebagai pengikut yang hanya menuruti jalan yang dibuat oleh orang lain, melainkan mereka tumbuh sebagai master dari masa depannya.
- Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini umumnya merasa lebih gembira dan potensi anak merasa tertekan biasanya lebih kecil.
Baca: Beda Pola Asuh Orangtua Generasi Baby Boomer dan Generasi X
Ibu yang terlalu memberikan kebebasan pada anak bukanlah hal yang baik. Namun, jika terlalu khawatir juga kurang baik, karena bisa menjadi penghambat perkembangannya kelak.
Jadi intinya, jadilah ibu yang memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada buah hati agar ia bisa berkembang secara optimal.
Hilman Hilmansyah/Tabloid NOVA