Teriakan Minta Tolong Terakhir Sang Istri Sebelum Ditemukan Tewas di KM Zahro Express

By nova.id, Selasa, 3 Januari 2017 | 02:45 WIB
Kapal Motor Zahro Express tujuan ke Pulau Tidung dari Muara Angke, terbakar di perairan Pulau Untung Jawa, Minggu 1-1-2017 (nova.id)

Sembari menggendong putranya, Revano Rains Gunawan (3), Tony Martinus Gunawan (39) terus menanti kepastian nasib istrinya, Nia Kurniati (33), korban hilang kebakaran KM Zahro Express.

Namun, penantiannya di ruang Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, sepanjang Senin (2/1/2017) kemarin, berakhir setelah tim DVI RS Polri menyampaikan satu jenazah teridentifikasi bernama Nia Kurniati.

Sebelum mendapat kepastian itu, Tony sempat menceritakan detik-detik terbakarnya KM Zahro Express, hingga membuat dirinya dan istri tercinta terpisah.

Ia menceritakan, dirinya bersama 12 anggota keluarga besar berangkat dari Bandung, Jawa Barat, menumpangi KM Zahro Express melalui Pelabuhan Muara Angke menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Minggu (1/1/2017) pagi.

Tujuannya hampir sama dengan sejumlah penumpang lainnya, yakni berlibur tahun baru. Ayahanda, ibunda, istri, dan anaknya yang ikut dalam rombongan, duduk di barisan kursi bagian tengah lantai bawah kapal.

Namun, setelah perjalanan kapal 15 menit, Tony memutuskan menikmati pemandangan di dek kapal. "Saat itu penumpangnya pada menghadap ke mesin," ujarnya.

Baca juga; Astaga, Kamar Tidur Remaja Ini Ludes Terbakar Gara-gara HP Dicas Semalanan

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba terdengar ledakan diikuti kobaran api dan kepulan asap hitam dari mesin kapal di lantai bawah kapal. Lantas, ia berlari menuju sumber ledakan, karena teringat keluarga besarnya yang berada di tempat tersebut.

Tony berusaha memasuki pintu masuk tempat barisan kursi penumpang. Namun, ia tak bisa memasuki pintu tersebut, karena terhalang dengan ratusan penumpang yang saling berdesakan, berusaha meninggalkan lokasi ledakan.

Tiba-tiba, ledakan kedua yang lebih besar dari mesin kapal kembali mengejutkannya. Seketika, kobaran api disertai kepulan asap hitam membubung tinggi. Tony masih ingat betul detik demi detik momen ledakan kedua tersebut.

Ia melihat pintu bagian mesin dan seorang ibu terlempar beberapa meter akibat ledakan itu. "Ledakan yang kedua lebih besar, sampai pintu dan seorang ibu terlempar jauh. Saya lihat baju dan punggung ibu itu hangus terbakar," ungkapnya.

Tony mengaku tetap berusaha memasuki pintu masuk dek tempat para penumpang, kendati saat itu kobaran api dan kepulan asap hitam makin membesar. Sebab, ia belum melihat istri, anaknya, maupun anggota keluarganya sesaat setelah ledakan besar itu. Bahkan, ia sempat mencoba memadamkan sumber api dengan air yang berasal dari toren atau tangki penampung air di sisi samping kapal.