Seberapa Menjanjikan Investasi Tas dan Sepatu Bermerek untuk Dijual Lagi?

By nova.id, Selasa, 16 Mei 2017 | 09:45 WIB
Tak Perlu Tas Bermerek dengan Harga Selangit, Asal…. (nova.id)

Tanya:

Mbak Teja yang baik, salam kenal. Saya Yufa dari Bogor ingin berkonsultasi soal keuangan. Begini Mbak, saya termasuk gemar mengoleksi barang-barang bermerek dalam bentuk tas, sepatu, jam tangan, serta perhiasan dan aksesori.

Selain itu saya juga hobi mengoleksi lukisan dan kain batik lawas. Hobi ini sudah saya jalannya sekitar lima tahun, dan awalnya hanya 2-3 barang saja hingga sekarang sudah ratusan.

Kebetulan penghasilan saya dari usaha keluarga yang saya lanjutkan cukup besar, sehingga saya leluasa berbelanja. Sementara untuk kehidupan sehari-hari saya dan anak-anak aman dari saku suami.

Tapi kejelekan saya adalah, saya tidak punya tabungan, Mbak. Ya ada sih, tapi jumlahnya hanya kecil. Saya justru berpikir, lebih baik membeli barang-barang bermerek karena di masa depan pastinya bernilai jual tinggi dan bisa diinvestasikan. Apa benar pemikiran saya begitu Mbak?

Nah, setahun belakangan saya membuka toko online yang khusus menjual barang-barang branded, seperti tas, sepatu, jam tangan, kacamata hitam, dan sebagainya. Saya membelinya dari luar negeri dengan harga yang lebih murah, dan menjualnya kembali di Indonesia.

Untungnya sebetulnya lumayan, Mbak. Tapi lagi-lagi uangnya justru bukan ditabung, malah untuk dibelikan barang-barang branded juga. Bagaimana ini, Mbak? Saya rasanya tidak bisa mengontrol hasrat berbelanja.

Belakangan ini saya semakin risau dengan kondisi saya. Saya merasa harus menghentikan kebiasaan ini. Lalu, apa yang harus saya lakukan dengan sejumlah barang branded tersebut? Apakah harus saya jual secepatnya, atau memang bisa dijadikan investasi jangka panjang? Tolong beri saya saran ya Mbak. Terima kasih.

Jawab: Dear Mbak Yufa,

Produk investasi tentunya tidak hanya dalam bentuk produk investasi yang konvensional seperti emas, rumah, saham ataupun obligasi. Tapi, bisa saja dalam bentuk barang koleksi seperti lukisan, barang antik, jam tangan, perangko serta barang koleksi lainnya.

Hanya saja, berbeda dengan produk investasi konvensional yang lebih mudah dijual, karena pembelinya umum dan harganya juga sudah tersedia secara luas, maka berinvestasi di barang koleksi membutuhkan keterampilan khusus tersendiri.

Kita perlu mengerti akan barang yang kita beli, apakah benar memiliki nilai yang tinggi di masa depan, begitu pula kita juga harus mengenal komunitas atau orang-orang yang memiliki minat yang sama, agar saat kita menjual barang koleksi yang kita investasikan ini, maka barang kita bisa dinilai layaknya sebuah barang yang bernilai tinggi.

Hanya orang orang yang memiliki ketertarikan di barang koleksi ini sajalah yang banyak mengerti dan melakukan investasi pada barang koleksi ini. Sehingga, tentu saja investasi pada produk ini cukup terbatas dan hanya dilakukan oleh kalangan tertentu.

Apabila Mbak Yufa sudah mengkoleksi barang barang ini dan bahkan sudah melakukan bisnis dan berjalan dengan baik, tentunya hal ini menjadi satu hal yang sangat baik.

Saat kita berinvestasi, selain memperhatikan kemungkinan keuntungan dengan peningkatan nilai di masa depan, kita juga harus memperhatikan risiko yang mungkin bisa terjadi.

Apabila kita berinvestasi pada produk koleksi seperti tas, sepatu, jam tangan, serta perhiasan, aksesori, lukisan dan kain lawas, maka kita perlu memahami risiko yang mungkin terjadi, seperti turunnya nilai karena barang rusak, susah menjualnya dalam waktu yang cepat ataupun risiko lainnya yang mungkin timbul.

Di samping itu, kita juga harus membagi barang barang koleksi kita menjadi dua bagian. Yang pertama adalah barang-barang yang memang kita ingin koleksi dan tidak akan pernah dijual, maka ini masuk dalam kategori barang pribadi.

Bagian kedua adalah barang-barang yang memang kita koleksi untuk kita investasikan, dengan rencana untuk kita jual lagi di masa depan apabila nilainya sudah meningkat. Nah, kelompok kedua inilah yang akan masuk dalam kategori kekayaan investasi kita.

Batasilah jumlah kepemilikan atas barang pribadi, karena walaupun secara nilai, harganya akan terus meningkat, tetapi secara nilai investasi, sebenarnya nilainya tidak berubah karena tidak akan pernah dijual.

Di samping itu, kita perlu membagi (mendiversifikasi) produk investasi yang kita miliki, tidak hanya dalam bentuk barang koleksi, tapi tambahlah juga investasi pada produk investasi konvensional lainnya seperti emas, saham, deposito, reksadana dan produk lainnya.

Diversifikasi tentunya akan mengurangi risiko yang kita miliki dalam berinvestasi, selain itu juga dapat meningkatkan nilai investasi kita.

Nah, inilah waktunya untuk mulai membagi barang koleksi kita, hitung jumlah dan nilainya, kurangi apabila sudah terlalu berlebihan pada salah satu produk, dan tambahkan jenis produk investasi lainnya.

Tejasari CFP