Dalam keseharian, sering kita temukan pertanyaan bagaimana cara yang tepat mendidik anak agar hasilnya maksimal di kemudian hari? Terutama ketika si anak beranjak dewasa.
Memang, sih, setiap pasangan memiliki latar belakang berbeda dalam membesarkan anak. Tapi, kunci dari pengasuhan ini sebenarnya terletak pada kekompakan orang tua, lo.
Dalam menghadapi kondisi apapun, baik dari diri anak maupun pengaruh lingkungan luar, Ayah dan ibu yang kompak dalam mendidik dan mengarahkan anak-anaknya mampu memberikan dampak yang positif untuk perkembangan mereka.
“Anak akan menjadi pribadi yang lebih jelas arah dan nilai-nilai kehidupannya, lebih percaya diri, dan berkarakter. Anak juga merasa nyaman dan hormat kepada orang tua sehingga secara tidak langsung akan berdampak pada prestasi sekolah. Aturan keluarga yang jelas juga dapat membangun pola kedisiplinan anak,” urai Inne Moesianto, psikolog dari Lascha Citta Pratama.
Baca: Bukan Materi, Ini Cara Menghargai Pasangan yang Bikin Rumah Tangga Makin Harmonis
Sayangnya, pada masyarakat modern dengan segala kesibukannya, tak sedikit keluarga yang menyerahkan sepenuhnya masalah pengasuhan dan pendidikan anak kepada sang ibu, bahkan pengasuh.
Keadaan ini dapat berakibat lemahnya ikatan emosional antara orangtua dan anak. Hubungan yang terbentuk bisa sangat bersifat materialistis.
“Artinya, ayah hanya akan menjadi sosok pencari dan pemenuh kebutuhan hidup saja. Ada ketidakseimbangan peran yang muncul, sehingga anak menjadi lebih dekat dan tergantung kepada ibu.”
Untuk mencegahnya, yuk sama-sama mengingatkan pasangan untuk kembali ke arah dan tujuan yang diinginkan bersama dalam membina keluarga ideal.
“Ingatkan untuk saling bekerja sama dalam mendidik serta mengarahkan anak ke arah tujuan tersebut. Sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter.”
Baca: Orang Tua Jangan Berdebat Di Depan Anak, Ini Akibatnya
Ada beragam bentuk kekompakan yang dapat dilakukan orang tua. Berikut beberapa di antaranya yang bisa Sahabat NOVA coba bersama pasangan:
1. Bila ayah katakan “tidak”, maka ibu pun “tidak”. Sebaliknya bila ayah “iya”, ibu pun “iya”.
2. Masalah jam belajar dan jam bermain harus sama antara ayah dan ibu.
3. Etika dan aturan dalam keluarga ditegakkan bersama ayah ibu.
4. Bila anak protes tentang ayah atau ibu, maka orang tua harus bisa menjadi peredam kesedihan dan kekecewaan. “Lalu menjelaskannya dengan positif.”
5. Bila ada perbedaan pendapat antara ayah dan ibu, tidak ditampakkan di depan anak. “Sebaiknya diskusikan di lain tempat dan waktu.”
Noverita K. Waldan/Tabloid NOVA