Memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada Kamis (23/7) kemarin, menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tren pengaduan kasus terkait anak terus saja meningkat. Bahkan, dari sembilan pengelompokan pengaduan, KPAI paling banyak menerima laporan mengenai kekerasan anak oleh orangtua yang berhadapan dengan hukum.
Kekerasan terhadap anak terjadi diantaranya seperti pemukulan oleh orangtua dalam pola pengasuhan yang sebenarnya bermaksud untuk mendidik anak, namun tentu memiliki dampak negatif terutama kaitannya dengan psikologis si anak.
Seperti pendapat yang disampaikan oleh Psikolog, Ayoe Sutomo, saat dihubungi oleh tabloidnova.com . Ayoe yang seringkali ditunjuk sebagai konsultan seputar keluarga dan anak mengatakan bahwa orangtua tidak pernah boleh atau tidak pernah dibenarkan memukul ketika mengasuh anak.
“Tidak pernah boleh dengan alasan apapun! Mengajar atau mendidik mental anak caranya bukan dengan pola asuh yang keras, masih banyak cara lainnya yang bila dijabarkan akan sangat beragam,” tegas Ayoe menanggapi kasus kekerasan dalam mengasuh anak oleh orangtua.
Baca: Diusir Orangtua, Bocah 8 Tahun Sudah Satu Bulan Berkeliaran di Jalan
Soal adanya kecenderungan orangtua tidak akan menerapkan pola asuh yang mungkin dinilai kasar dengan memukul jika anak nakal atau malas, Ayoe pun menganjurkan bahwa sebaiknya orangtua memahami dengan baik perannya sebagai orangtua serta penerapan pola pengasuhan yang tepat.
Baca: Jika Anak Bersalah, Hukuman Apa yang Pantas Diberikan?
“Dampak tidak terjadinya kekerasan terhadap anak selama masa mengasuh akan membuat anak merasa bahagia, nyaman, dan dimengerti sehingga tumbuh kembang menjadi lebih optimal,” imbuh Ayoe.
Baca: Fakta Mengerikan Tentang Kekerasan Seksual pada Anak di Indonesia
Pembahasan seputar kekerasan dalam mengasuh anak seringkali kontra dengan realita yang terjadi. Pasalnya, masih banyak orangtua yang tidak segan memukul, menampar atau menyakiti fisik anak dengan tujuan menghukum mereka tanpa memikirkan dampak psikologis kekerasan anak secara jangka panjang.
Baca: 1 dari 3 Anak Mengalami Kekerasan. Bagaimana menyikapinya?
“Bila sering atau pernah dilakukan, mungkin saja anak akan tumbuh menjadi individu yang dekat dengan kekerasan. Bahkan, secara emosional anak juga melampiaskan dan berbuat hal yang sama dengan teman atau orang sekeliling bagi karakter anak yang ekspresif. Berbeda dengan karakter anak yang pendiam, bisa saja kekerasan yang didapatnya dari orangtua membuatnya mental dan pikirannya tertekan hingga stres,” tambah Psikolog Muda, Adinda Reska Budiani, menanggapi masalah kekerasan dalam mengasuh anak .
KOMENTAR