Baru-baru ini publik kembali dikejutkan dengan penangkapan pengedar dan bandar narkoba berjenis tembakau Gorila. Jauh sebelumnya, tahun 2015 silam kasus pemakaian tembakau Gorila kali pertama diketahui pihak berwenang.
Sempat meredup, namun peredaran dan penjualan yang dilakukan melalui media sosial kembali diungkap Kepolisian. Tentu hal ini membuat orang tua harus lebih jeli dan aktif mengawasi pergaulan putra-putri mereka. Terutama karena yang menjadi sasaran adalah usia muda atau para pelajar.
Tembakau Gorila adalah synthetic cannabinoid, yakni zat sintetis dalam bentuk serbuk. Pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut narkoba jenis ini banyak digunakan oleh remaja.
"Sebenarnya, itu tembakau biasa yang dicampur AB-CHMINAKA, powder karena mereka jenis synthtic Cannabinoid," ungkap Kabag Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), Slamet Pribadi pada Tabloidnova.com melalui sambungan telepon.
Baca: Cara Mudah Orangtua untuk Mencegah Anak 'Berkenalan' dengan Narkoba
Dalam pemakaiannya, pengguna melinting serbuk tembakau tersebut seperti menggunakan ganja. "Tembakau dilinting menggunakan kertas kemudian dibakar lalu dihisap. Satu linting tembakau gorila bisa dihisap oleh lima orang penggunanya.
"Dilinting seperti menghisap ganja," imbuh Slamet.
Seperti dikutip dari keterangan resmi BNN, tembakau gorila bisa memberi efek seperti sudah lama tidak sadar terhadap sekelilingnya. Hal ini persis seperti efek 'ditemplok' gorilla.
Baca: 10 Fakta I-Doser, Aplikasi yang Disebut ‘Narkoba Digital’ Masa Kini
Bahkan, yang lebih mengerikan setelah dihisap pemakainya diam sesaat tak bergerak seperti kaku, kemudian jika berlanjut akan berefek halusinasi dan tremor (gemetaran).
Pengguna jangka panjang tembakau gorila bisa mengalami kerusakan paru-paru dan ginjal.
Baca: Dua Anak Perempuan Reza Artamevia Sudah Tahu Ibunya Ditangkap Karena Narkoba
"Banyak pemakainya yang tidak menyadari bahwa tembakau gorilla ini sangat toksik jika dikonsumsi sehingga pemakainya akan mengalami kerusakan ginjal dan paru-paru yang parah."
Menda Clara Florencia/Tabloid NOVA