Pendidikan seks pada anak penting diberikan sejak usia dini dan bertahap.
Tujuannya agar anak dapat mencerna dan memahami informasi terkait seks secara optimal sesuai usianya. “Tidak akan efektif jika pendidikan seks hanya diberikan satu kali saja di usia-usia tertentu," ujar Hana Yasmira, MSi., Parental Communication Specialis, Prevention Child Sex Abuse Counselor.
Begitu pun saat anak menginjak usia remaja, pendidikan seks tak bisa diberikan hanya sekali dan selesai. Ibarat memaksa anak menenggak habis jatah obat tahunannya hanya dalam satu kali teguk, jika dianalogikan menurut Hana hal itu, “Bukan cuma tidak akan bisa memberikan dampak positif buat anak, tapi juga bisa membahayakannya.”
Baca: Jangan Terlambat, Ini 8 Cara Ajarkan Pendidikan Seks Bagi Anak Remaja
Lalu bagaimana cara memberi pehamaman seks yang optimal sejak dini? Begini panduannya berdasarkan usia dan daya tangkap mereka:
Usia 3 Tahun
Biasanya anak mulai banyak bertanya di usia 3 tahun ke atas. Inilah saat yang tepat mulai mengenalkan anak pada identitas gendernya, dan perbedaan dia dengan lawan jenisnya.
"Anak juga sudah bisa diberitahu tentang bagian pribadi tubuhnya, cara menjaga kebersihannya dan bagaimana melindunginya. Atau menghormati hak pribadi orang lain atas tubuh mereka.”
Katakan pada anak, “Penis/vagina kita adalah bagian pribadi yang harus dijaga. Tidak boleh ada orang yang menyentuh atau memegangnya sembarangan. Kalau ada yang melakukannya padamu, bilang ya karena itu salah.”
Ucapkan pula bahwa anak juga tidak boleh memegang atau menyentuh bagian pribadi tubuh orang lain, siapapun, karena itu salah.
Baca: Memahami Tahapan Seksual Anak
Usia Lebih Besar
Untuk anak yang lebih besar, informasi bisa diberikan lebih mendalam. Misalnya, membicarakan asal muasal bayi, sistem reproduksi, nilai-nilai keluarga, perkawinan, kasih sayang, respek terhadap diri sendiri, menghormati hak orang lain, kelahiran.
“Tentu saja semua informasi itu tidak diberikan secara sekaligus, melainkan bertahap dan berkesinambungan. Jadikan momen anak bertanya sebagai momen menggelar diskusi terbuka yang informatif.” Begitu juga kejadian yang terjadi di sekitar kita, bisa dijadikan momentum untuk mengajak anak bicara.
Contoh:
“Hari ini di televisi ramai diberitakan anak-anak SD jadi korban kejahatan seksual. Kamu sudah dengar? Ibu ingin kita membicarakannya.”
Baca; Begini Cara Irfan Hakim Ajarkan Pendidikan Seks Pada Anak
Usia Pra Puber
Untuk anak usia pra puber, berikanlah pembekalan tentang persiapan pubertas. Begitu juga beragam informasi lain terkait hal itu, termasuk antisipasi kejahatan seksual yang biasa dialami remaja, pornografi, tata cara pergaulan, perasaan cinta, dan banyak lagi.”
Kuncinya, orangtua di tahap ini harus bisa memosisikan diri sebagai konselor yang siap membantu dan mendukung anak. Bukan penegak hukum yang siap mengadili kesalahan anak.
Pendidikan seks seharusnya sudah selesai diberikan dan ditanamkan ke anak begitu masa pubernya usai. “Dengan demikian diharapkan anak sudah punya cukup bekal untuk bisa mengambil keputusan yang tepat terkait dorongan seksualnya.”
Baca: Bicara Seksualitas, Tabu atau Perlu?
Cara berbicara soal seks dengan anak
1. Pahami soal seks dan seksualitas
Agar bisa optimal menjadi pengajar seks yang pertama dan utama buat anak, orangtua harus lebih dulu memahami konsep seks dan seksualitas secara benar tanpa baluran erotisme dan tabu.
2. Beritahu
Pahami prinsip pengasuhan anak tidak akan tahu sampai diberitahu, kids won’t know unless we tell. Kalau ingin anak bisa memahami seks secara sehat, benar dan lurus, ajarilah dia secara sehat, benar dan lurus juga.
3. Seks dianggap sama dengan hal umum lainnya
Bagi kanak-kanak yang belum puber, membicarakan seks itu tidak beda dengan membicarakan hal umum lain. Semisal soal kematian, fenomena alam seperti hujan, pelangi, bulan, bintang, makhluk hidup seperti burung, kucing, ikan.
“Tak ada erotisme di balik setiap kata-katanya. Semua keingintahuannya adalah wajar dan polos, khas kanak-kanak. Orang dewasa jangan salah mengartikannya.”
4. Bicara dengan lembut
Saat membicarakan seks dengan anak, gunakanlah nada bicara yang lembut dan bersikaplah informatif. “Kalau ragu dengan maksud di balik perkataan atau pertanyaan anak, minta dia untuk mengulanginya lagi sebelum orangtua menjawab.”
Baca: 95% Anak SD Mengenal Pornografi, Tanamkan Pendidikan Seks Anak Sejak Dini
5. Bingung menjawab? Katakan terus terang
Kalau tidak punya jawaban yang dirasa pas buat anak, katakan terus terang. “Pertanyaanmu menarik sekali, cuma ibu belum tahu jawabannya. Nanti Ibu cari tahu dulu ya, kalau sudah ketemu ibu akan sampaikan padamu.”
Pastikan Anda memenuhinya, sekalipun hal itu akan terjadi beberapa waktu kemudian.
6. Atur waktu
Seringkali anak menanyakan tentang seks di waktu dan lokasi yang tidak tepat. Jika itu terjadi, katakan dengan lugas pada anak. “Oke nak, kita akan membicarakannya nanti di mobil saat pulang. Bukan di sini.”
Noverita K. Waldan/Tabloid NOVA