Gangguan Kesehatan yang Timbul dari Jamur yang Menempel di Dinding Rumah

By nova.id, Rabu, 1 Februari 2017 | 05:30 WIB
Gangguan Kesehatan yang Timbul dari Jamur yang Menempel di Dinding Rumah (nova.id)

Tak bisa dipungkiri kehadiran jamur di dalam rumah bukan cuma mengganggu keindahan, tapi juga berkaitan dengan masalah kebersihan hingga kesehatan.

Di dalam rumah, jamur ditemukan sebagai hasil dari kondensasi permukaan akibat kelembapan yang belebihan, kurangnya ventilasi, atau suhu rendah; uap atau sirkulasi udara yang tidak mumpuni dalam kamar mandi; maupun kebocoran air, seperti dari atap atau pipa yang bocor, lantai kayu yang lapuk, atau bekas banjir.

Tempat-tempat umum untuk jamur untuk tumbuh di dalam ruangan adalah tumpukan kardus, kusen jendela, kain, karpet, dan dinding di dapur, kamar mandi, dan area cuci baju.

Meski dalam jumlah kecil, spora jamur tak berbahaya bagi kesehatan, tapi ada juga jamur yang beracun bagi tubuh. Terutama jika dihirup dan larut dalam lemak serta mudah diserap oleh lapisan usus, saluran udara, dan kulit.

Bagi orang-orang yang sensitif terhadap jamur, menghirup atau menyentuh spora jamur dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk bersin, pilek, iritasi tenggorokan, batuk atau suara mengi, iritasi mata, dan ruam kulit.

Orang dengan alergi jamur serius mungkin memiliki reaksi yang lebih parah, termasuk sesak napas dan memicu serangan asma. Bukan cuma pada dewasa tapi juga anak-anak.

Baca: Salah Besar Anggap Makanan Jatuh 'Belum 5 Detik' Tetap Aman Dikonsumsi

Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah rumah berjamur?

Berikut ini adalah beberapa saran untuk mengurangi kelembapan dan pertumbuhan jamur di seluruh rumah:

1. Rutin dicuci

Jamur dapat dihilangkan dari permukaan keras dengan produk komersial, sabun dan air, atau larutan pemutih tidak lebih dari 1 cangkir pemutih laundry rumah tangga dalam 1 galon air.

2. Atur suhu ruangan

Gunakan humidifier dan AC, terutama di iklim panas dan lembap, untuk mengurangi kelembapan di udara; jaga rumah tetap hangat dalam cuaca dingin dengan penghangat ruangan  , udara kurang mampu untuk menahan kelembapan dan mengembun di permukaan dingin yang memicu pertumbuhan jamur.

Baca: Lakukan Ini Agar Olahan Ayam Terbebas dari Bakteri

3. Selalu kering

Keringkan semua daerah yang basah dalam 24-48 jam. Rawat rak penadah air dari AC atau kulkas agar selalu kering dan bersih. Pastikan saluran kuras terbebas dari penghalang dan pembuangan bisa mengalir dengan baik.

Hindari meninggalkan pakaian basah di keranjang cucian atau pengering. Hindari meninggalkan handuk basah di lantai atau di gantungan. Cuci dan keringkan segera.

4. Atasi jika ada yang bocor

Periksa kebocoran di sekitar wastafel dapur, kulkas, sekitar wastafel dan bak mandi, dan sumber air lainnya. Perbaiki kebocoran dan rembesan.

5. Sirkulasi udara

Buka pintu antara kamar untuk meningkatkan sirkulasi, yang membawa suhu panas ke permukaan dingin. Tingkatkan sirkulasi udara dengan menggunakan kipas angin dan dengan memindahkan furnitur dari sudut dinding.

Baca: Jangan Anggap Sepele, Sehelai Rambut yang Jatuh ke Makanan Mengandung 50.000 Bakteri

6. Jaga kelembapan

Jaga kelembapan dalam ruangan di bawah 60% jika memungkinkan. Anda dapat mengukur kelembapan relatif dengan hygrometer, alat yang tersedia di banyak toko perkakas rumah. Gunakan kipas angin/exhaust untuk memindahkan kelembapan ke luar rumah setiap kali Anda memasak, mencuci piring, atau mencuci baju.

7. Hindari karpet

Pertimbangkan mengecat lantai beton dan menggunakan karpet per area daripada karpet yang menyeluruh di seluruh permukaan lantai.

Jika Anda berencana untuk memasang karpet di atas lantai beton, mungkin perlu untuk menggunakan penghalang uap (terpal plastik) di atas beton dan tutup dengan sub-lantai (isolasi ditutupi dengan kayu lapis) untuk mencegah masalah kelembapan.

HelloSehat