Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum melakukan transplantasi organ.
Biopsi memiliki beberapa tujuan, yaitu mengetahui bentuk morfologi jaringan tumor, radikalitas tumor, staging tumor, dan mengukur spesimen tumor berdasarkan ukuran, bentuk, dan nodus regional tumor tersebut.
Baca: Waspada! Ini 10 Gejala Kanker yang Kerap Diabaikan Banyak Orang
Sayangnya, tindakan biopsi sering menjadi kambing hitam dan dianggap sebagai pemicu kondisi kanker payudara memburuk. Padahal, Dr. Bob Andinata, SpB(K)Onk, spesialis bedah onkologi menyatakan, bahwa biopsi memperburuk kanker payudara sangat tidak benar.
Sebenarnya, biopsi dilakukan untuk menentukan penanganan dan pengobatan yang akan dipakai setelah sifat tumor diketahui. Bila sudah diketahui hasilnya dan dinyatakan sebagai tumor ganas atau kanker, harus dilakukan pengobatan lanjutan setelah biopsi, yaitu misalnya dengan melakukan kemoterapi.
Baca: Benarkah Tidak Pakai Bra Bisa Turunkan Risiko Kanker Payudara?
“Biasanya setelah dibiopsi, banyak pasien yang denial dengan hasilnya. Yang harusnya kembali lagi dalam dua minggu untuk pengobatan, malah tak datang dan mencari alternatif, atau musyawarah dengan keluarga terlalu lama, atau juga takut,” jelas dokter bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta ini.
Setelah lama tak kembali ke rumah sakit dan ditangani, kondisi kanker sudah semakin parah dan kebanyakan pasien beranggapan bahwa biopsi lah penyebab dari kondisi kanker yang semakin parah itu.
Baca: Jenis-jenis Kanker Payudara
Padahal sebenarnya, semakin awal dilakukan pemeriksaan dan pengobatan, harapan hidup pasien dengan kanker payudara akan semakin tinggi. Jadi, jangan takut untuk segera periksa ke dokter bila ditemukan tanda-tanda tak wajar pada area payudara kita.