Cara Hidup Sehat
Proses penyinaran berlangsung sekitar 45 menit sampai 1 jam. Setelah selesai, frame pun kembali dibuka. Untuk fase observasi, pasien akan menjalani rawat inap selama semalam. "Dari semua tindakan SRS yang kita lakukan, hampir tidak ada komplikasi atau keluhan hebat. Kalaupun ada, hanya keluhan minimal. Kalau kondisi pasien baik-baik saja, keesokan harinya sudah boleh pulang," jelas dr. Nanda.
Efek samping SRS boleh dibilang hampir tidak ada. "Efek samping SRS sangat tergantung lokasi dan ukuran target," jelas Prof. Tati. Sebab setiap bagian daerah di otak memiliki fungsi, dari mulai menggerakkan ujung jari sampai menjadi pusat kehidupan. Di otak terdapat critical structure, misalnya batang otak. Nah, masing-masing structure ini tidak boleh menerima paparan radiasi melebihi batas yang telah ditentukan. "Jadi, kita tidak akan memberikan dosis lebih tinggi dari standar dosis yang diacu secara internasional tersebut," lanjutnya.
Seminggu setelah SRS, pasien harus melakukan kontrol. Secara periodik juga dilakukan pengontrolan dengan MRI atau CT-scan. "Tindakan SRS ini aman dan cukup efektif, terutama dalam mengurangi keluhan pasien. Efek sampingnya juga sangat menimal, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien," ujar Prof. Tati.
Yang tak kalah penting, lanjutnya, "Kalau bicara kanker, maka yang penting adalah bagaimana kita mengontrolnya. Salah satu cara mengontrolnya adalah dengan pola hidup yang sehat."
Proses Dua Jam
D ewi Yulita Krisnawati (40) sudah tak asing dengan kanker. Ia merupakan survivor kanker tiroid sejak tahun 1997 dan kanker payudara sejak 2005. 2008, kanker sudah menyebar ke paru-parunya. Dan pada 1 April 2009, ia divonis kanker lagi, yang ternyata sudah bermetastase (menyebar) ke otak kecil. Stadiumnya pun stadium terminal.
Dewi kaget, karena baru tujuh bulan sebelumnya ia selesai menjalani kemoterapi penyebaran kanker ke paru-paru. Ia sempat bingung dan syok. Akhirnya, oleh TIMJA RS Kanker Dharmais ia dirujuk menjalani operasi pengambilan cairan di otak kecil dilanjutkan dengan Stereotactic di RSCM, Jakarta.
Proses tindakan SRS berlangsung sekitar dua jam. Pasca tindakan SRS, kondisi Dewi pun berangsur membaik. "Tidak pusing atau muntah. Seminggu kemudian kontrol, alhamdulillah kondisi baik. Setelah tiga bulan, dilakukan MRI, tumornya mengecil. Bulan keenam, tumornya sudah hilang," kisahnya. Dan sekarang, dua tahun setelah menjalani SRS, "Secara klinis, kondisi saya sangat baik. Motorik juga bagus," lanjut wanita yang merupakan pasien keempat yang menjalani SRS di RSCM.
Hasto Prianggoro
KOMENTAR