4 Pemeriksaan Efektif untuk Mendeteksi Risiko Kanker Payudara

By Dionysia Mayang, Selasa, 6 Juni 2017 | 09:00 WIB
#29CaraSehat: Deteksi Benjolan di Payudara, Tes Mammogram Penting untuk Perempuan 40 Tahun (Dionysia Mayang)

Sebagai perempuan, tentunya kita harus sadar untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari serangan berbagai penyakit.

Salah satu penyakit yang sangat berisiko menyerang perempuan adalah kanker payudara.

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Bob Andinata, SpB(K)Onk, kanker payudara adalah suatu kondisi yang ditandai dengan terjadinya pertumbuhan sel-sel abnormal secara tidak terkontrol pada kelenjar dan jaringan payudara.

Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dan di luar kendali, sehingga jumlahnya berlebihan dan dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.

Tapi, kanker payudara bisa kita deteksi dini, lo. Ada 4 cara untuk mendeteksi kanker payudara, yaitu:

PerikSA PayuDAra SendiRI (SADARI)

SADARI bisa dilakukan secara rutin 7 hari setelah menstruasi setiap bulan, saat jaringan payudara tak terlalu sensitif.

Jika sudah menopause, tentukan tanggal yang mudah diingat untuk melakukan SADARI.

Baca: Pahami Perbedaan Keganasan 4 Stadium Kanker Payudara Ini

PemerikSAan PayuDAra KliNIS oleh Tenaga Medis Terlatih (SADANIS)

Pemeriksaan fisik ini dilakukan oleh dokter umum, dokter spesialis kandungan (ginekologi, bidan, atau lerawat terlatih).

Perempuan yang berisiko tinggi sebaiknya melakukan pemeriksaan ini setiap tiga tahun sekali, ketika memasuki usia 20 tahun.

Pemeriksaan Mammografi

Pemeriksaan mammografi bisa kita lakukan setiap tahun, sejak memasuki usia 40 tahun atau sesuai dengan saran dokter.

Baca: Perlu Tahu! Ini 12 Tanda Kanker Payudara yang Bisa Dilihat Tanpa Alat

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemerikaan USG biasa dilakukan sebagai pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan mammografi, ketika pasien menemukan gejala kanker payudara.

USG perlu dilakukan terutama pada perempuan yang masih berusia di bawah 40 tahun, ketika jaringan payudara masih padat, ketika jaringan payudara masih padat sehingga tidak efektif jika diperiksa dengan mammografi saja.

Nah, lebih baik aktif melakukan pencegahan dan deteksi dini, daripada melakukan pengobatan dan perawatan karena deteksi terlambat, bukan?