Hipnoterapi merupakan salah satu cara yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan gangguan.
Namun, penggunaannya harus berhati-hati, karena orang dengan kondisi tertentu tidak diperbolehkan menjalani hipnoterapi.
Menurut dr. Tubagus Erwin Kusuma, SpKJ (K), bukan hanya sikap kooperatif pasien yang menentukan cepat atau tidaknya sebuah terapi berjalan, melainkan juga tergantung beratnya kasus yang ditangani.
Bila kasusnya tergolong agak berat, proses hipnoterapi bisa berlangsung sampai belasan kali.
Sebab, gangguan seperti ini perlu waktu dan proses penyembuhan.
Baca: Bikin Langsing dan Cegah Jerawat, Ini 3 Manfaat Hipnoterapi Untuk Kesehatan
Namun, proses penyembuhan bisa lebih cepat bila pasien kooperatif dan rajin mengerjakan tugas yang diberikan di rumah.
Bila hasil yang dicapai sudah relatif stabil, imbuh Erwin, pasien bisa melakukannya sendiri di rumah, tidak perlu lagi datang ke konsultan.
Namun, Erwin mengingatkan, layaknya tindakan kedokteran lainnya, hipnoterapi juga memiliki efek samping bila dilakukan bukan oleh ahli yang terverifikasi.
Itu sebabnya, terapi ini tidak boleh dilakukan sembarangan dan terapisnya haruslah terverifikasi.
Orang yang hamil dan sakit liver sebaiknya berhati-hati menggunakan hipnosis.
Kalaupun ingin diterapi, relaksasi cocok untuk kalangan ini, tidak boleh yang macam-macam agar tidak membahayakan kehamilan atau penyakitnya.
Sementara, orang dengan gangguan jiwa karena faktor keturunan tidak boleh langsung dihipnoterapi.
Dia harus mengonsumsi obat terlebih dulu sebelum diterapi.
Baca: Kisah Sukses: Sapta Dwikardana Jadikan Anak "Kelinci Percobaan"
Mulai usia berapa orang bisa menjalani hipnoterapi?
Menurut Erwin, sejak yang bersangkutan sudah bisa berkomunikasi.
Anak kecil, imbuhnya, justru lebih mudah diterapi karena beban pikirannya belum banyak.
Hanya saja, caranya lebih seperti mengajaknya bermain-main, bukan dengan cara dewasa.
Hasuna Daylailatu/NOVA.id