Kresna Wahyu Nur Ahmad, korban pembunuhan teman sekolahnya di SMA Taruna Nusantara dikenal sebagai sosok yang baik, di mata Rahma Setyaningsih, tante Kresna.
Selain itu, dia juga bercita-cita ingin jadi polisi.
Semasa kecil, Kresna yang akrab disapa Eno tinggal di Jalan Nusantara nomor 26, RT 04/03 Kompleks Hankam Kelapa Dua, Depok bersama kakek neneknya.
(Baca : Begini Kondisi Umi Inaningsih, Ibunda Korban Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara)
"Dia tinggal di sini sama kakek-neneknya. Saya juga sering datang untuk urus dia karena Ibunya, kan, urus kakaknya yang sekolah di Bandung, kebetulan juga rumah saya ada di nomor 34, berjarak 100 meter aja dari sini," kata Rahma saat ditemui tim Nova, Rabu (5/4).
Beliau bercerita bahwa Kresna adalah sosok pendiam dan tak banyak tingkah.
"Saya dekat dengan Eno, dari kecil ikut urusin dia. Anaknya baik, gak banyak tingkah juga. Makanya saya kaget kok bisa-bisanya kejadian ini menimpa dia," tambahnya.
"Dia ramah banget, peduli sama orang di sekeliling. Dia juga pintar di bidang akademis. Meski terkadang kalau belajar agak males-malesan, overall prestasi belajarnya memuaskan," imbuhnya.
Ketika ayahnya masih hidup, Eno sangat dimanja lantaran dia anak bungsu.
"Meski begitu, ketika ayahnya meninggal karena sakit kanker usus pada 2012 lalu, Eno tidak lagi manja, dia bahkan bisa bersikap dewasa sepeninggal ayahnya. Saya sangat merasakan perubahan itu, saya kan tiap hari sama dia," jelasnya.
Rahma bercerita, Eno sempat bercita-cita ingin jadi polisi.
"Dia pernah bilang ke saya, 'Ma aku mau jadi polisi, karena kalau jadi tentara seperti Ayah umurku masih kurang'," jelas Rahma menirukan omongan Kresna waktu itu.
Sebab itulah Eno dimasukkan ke sekolah Taruna Nusantara.
Saking dekatnya dengan tantenya, Eno memanggil Rahma dengan sebutan Mama.
"Dia menganggap saya seperti ibunya sendiri. Jadi, dia panggil saya Mama," terangnya lagi.