Julia Perez Meninggal, Ini Alasan Mengapa Kemoterapi Tak Menjamin Kesembuhan Kanker Serviks

By Ade Ryani HMK, Sabtu, 10 Juni 2017 | 09:30 WIB
jupe kritis (Ade Ryani HMK)

(Baca: 2 Alasan Mengapa Kepala Penderita Kanker Jadi 'Botak')

Proses kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul.

Berbeda dengan radioterapi atau operasi yang berdampak pada bagian tertentu saja, kemoterapi akan berdampak pada seluruh tubuh.

Obat yang digunakan dalam kemoterapi akan mengincar sel yang tumbuh dengan cepat, terutama sel kanker.

Namun, sel sehat pun juga bisa terpengaruh oleh kemoterapi.

(Baca: Ini Beda Kemoterapi dan Radiasi untuk Atasi Kanker)

Pada stadium akhir, pengobatan kanker serviks akan menimbulkan berbagai komplikasi, bahkan sel kanker yang menyerang leher rahim bisa menyerang ke organ tubuh lain.

Apabila sudah ada komplikasi dan penyebaran, tentu saja penanganan kanker serviks akan lebih kompleks.

Menurut Prof. Andrijono, kanker serviks sendiri kurang respon dengan kemoterapi.

“Pada kanker serviks, kemoterapi hanya untuk pilihan kedua atau alternatif. Terapi utamanya operasi atau radiasi,” jelasnya.

Kemoterapi pada stadium akhir kanker serviks justru akan menimbulkan kemungkinan komplikasi lain dan memperburuk kondisi pasien.

(Baca:  5 Mitos Kanker Payudara dan Serviks yang Sering Salah Kaprah)

Maka, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Andrijono, terapi yang dilakukan adalah radiasi atau operasi, untuk mengurangi gejala kanker dan penyebaran sel kanker yang mungkin sudah menyebar ke organ tubuh lain.

Kanker serviks adalah penyakit yang mematikan, apabila tak ditangani sejak dini.

Maka, cara yang paling baik adalah sedini mungkin mencegah dan mendeteksi adanya kanker.

Jangan abaikan vaksin HPV, dan juga skrining bagi perempuan yang sudah menikah.