Apakah kita memerhatikan bahu putra putri kita?
Bagaimana posisinya kalau benar-benar diperhatikan secara seksama?
Jika posisi bahu yang satu lebih tinggi dari yang lain, bisa jadi terkena skoliosis.
Masih asing mendengar namanya?
(Baca: Payudara Besar Bikin Nyeri Punggung dan Pinggang, Ini Cara Mengatasinya)
Yuk, simak penjelasan dari Dr Tinah Tan, D.C., Medical Director, B.Med, B.AppSc, B.Chiro Sc, FICC., Dokter Chiropractic dari Citylife Sehat.
Scoliosis adalah struktur tulang tidak lurus.
Dalam kondisi paling parah berhuruf “S”, bahkan kemiringannya bisa melebihi 45 derajat.
Kondisi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak.
Faktor Penyebab
Unsur genetik (bawaan), kecelakaan, karena suatu penyakit, tulang yang tidak bertumbuh, kebiasaan buruk, dan ketidaktahuan.
Faktor kebiasaan berpengaruh penting, misalnya, cara membawa tas di satu pundak, sikap duduk ketika menulis di meja atau sambil tiduran, olahraga yang tidak terorganisir, sikap duduk anak ketika bermain game.
(Baca: Ternyata, Terlalu Asyik dengan Laptop dan Gadget Bisa Timbulkan Cedera Saraf
Penyembuhan
Scoliosis bisa diperbaiki.
Pada anak-anak dengan kurva ringan, struktur tulang masih flexible, dapat diperbaiki, dan digerakkan.
Sedangkan pada usia dewasa dan terdapat kekakuan pada sendi dan otot sehingga akan sudah sulit untuk digerakkan.
Kekakuan pada persendiaan dapat dicegah dengan dilakukan adjustment (pengkoreksian pada tulang belakang ) agar tidak terjadi fiksasi dan tidak terjadi pengapuran dini.
(Baca: Mudah, 2 Cara Tes Fleksibilitas Tubuh dan Kesehatan Tulang yang Bisa Dicoba)
Mudah Diperiksa
Orang tua atau guru dapat melihat perbedaan tinggi kaki si anak yang tidak sama, tinggi pundak yang tidak sama.
Melakukan Adam’s test untuk melihat “ Scoliosis Hump”. Bila terdapat keragu-raguan, periksakanlah ke ahlinya dan segeralah terapi.
Terapi
Terapi yang dilakukan di klinik khusus chiropractic (Biomechanical Medicine) membantu masalah tulang tanpa menggunakan obat-obatan.
Lamanya terapi tergantung stadium scoliosis yang diderita.
“Penanganan Scoliosis membutuhkan jangka waktu lama, setelah terapi, 6 bulan kemudian difoto rontgen lagi untuk melihat perkembangannya.”
Tahapan
1.Konsultasi dengan dokter.
2.Wajib foto rontgen.
3.Thermal scan, untuk mengetahui saraf tulang belakang yang berkaitan dengan peradangan saraf.
4.Dokter chiropractic melakukan pemeriksaan yang seksama untuk mengetahui fungsi dan pergerakan sendi, fungsi otot dan saraf.
5.Jika menunjukkan adanya subluksasi (sendi yang bergerak tidak normal) perlu diadakan koreksi chiropraksi.
6.Teknik koreksi disesuaikan dengan keadaan tulang dan usia pasien, dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat yang dapat membantu pergerakkan persendian, seperti activator atau impulse, suatu alat dengan tekanan ringan.
Dan tentunya tidak sakit.
7.Meski sudah dikoreksi dan membaik, namun kebiasaan-kebiasaan anak harus dihilangkan, seperti cara duduk ketika belajar, main game, membawa tas.
(Baca: Mengenal Kifosis, Diagnosis Awal Penyakit Allya Sebelum Ditangani Chiropractic)