Terjawab, Alasan Medis Mengapa Buka Puasa Cukup dengan Kurma dan Teh Manis Hangat

By Ade Ryani HMK, Senin, 5 Juni 2017 | 10:30 WIB
Terjawab, Alasan Medis Mengapa Buka Puasa Cukup dengan Kurma dan Teh Manis Hangat (Ade Ryani HMK)

Seperti diketahui manfaat puasa sangat banyak. salah satunya pola makan dan minum lebih teratur dan diperhatikan. 

Yang tadinya sembarangan, kini  makan jadi tidak sembarangan. Makanan dan minuman yang dikonsumsi ada kaitannya dengan asupan gizi dalam tubuh.

Karena lebih teratur, maka gula darah lebih terkendali, kolesterol terjaga, dan terhindar dari mag.

Namun di samping keteraturan,  jumlah asupan dan apa yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur, juga harus diperhatikan.

(Baca: Jenis Makanan yang Bikin Kenyang Lebih Lama Jika Dikonsumsi Saat Sahur)

Menurut  dr. Ekky M. Rahardja, MS, Sp.GK., Spesialis Gizi Klinik dari RS Royal Taruma ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

Saat Berbuka

Waktu buka puasa jangan langsung makan makanan besar. Dianjurkan berbuka dengan kurma karena mengandung serat dan molekul karbohidrat.

“Ketika seharian berpuasa, otomatis usus tidak bekerja. Begitu berbuka puasa dan langsung diisi makan makanan berat, misalnya, nasi, maka nasi mengandung molekul yang kompleks.”

Akibatnya, enzim dalam tubuh belum siap mencerna makanan dengan baik. Partikel makanan tidak bisa dicerna dan tidak bisa diserap.

“Akibatnya akan menimbulkan pembusukan dalam saluran cerna. Bahan-bahan ini menghasilkan racun yang oleh tubuh diserap dan masuknya ke lever. Akibatnya, lever harus kerja berat untuk menetralisir racun agar tidak menjadi toksin (zat beracun).” 

(Baca: 4 Jenis Buah yang Bikin Kenyang dan Bagus Dikonsumsi Saat Buka Puasa Nanti)

Bagi orang yang masih muda tak menjadi masalah berbuka dengan cara seperti itu. Tapi tentu saja, jangan dibiasakan cara berbuka seperti itu.

“Namun, ada juga orang yang merasa badannya lemas usai berbuka. Penyebabnya bukan karena puasa. Karena dalam 3 hari berpuasa, tubuh sudah bisa beradaptasi dengan kondisi pola makan yang berubah saat puasa.”

Penyebab lemas tersebut karena saat lever membuat senyawa untuk menetralisir toksin tadi, membutuhkan oksigen yang sebagian besar diambil dari otak.

“Akibatnya otak dikorbankan sehingga membuat orang tidak konsentrasi, mengantuk, dan tidak bisa berpikir,” jelas dr. Ekky sambil menyarankan ikuti aturan berbuka dengan cara sederhana. “Makanlah dengan yang manis atau yang molekulnya sederhana.”

Sebut saja, polisakarida (karbohidrat) seperti nasi, jagung, ubi molekulnya besar dan harus dicerna.

(Baca: 7 Manfaat Kurma Bagi Kesehatan, Salah Satunya Pulihkan Kondisi Rahim Pasca Melahirkan)

“Sebaiknya adalah mengonsumsi buah kurma yang termasuk dalam monosakarida, senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang paling sederhana. Beberapa di antaranya mempunyai rasa manis.”

Makan satu atau dua buah kurma saja sudah cukup untuk merangsang saluran cerna yang seharian berpuasa. “Atau ditambah dengan teh manis tak masalah karena molekulnya tidak kompleks.”

Baru setelah Salat Magrib boleh makan makanan besar seperti nasi dan lauk pauknya.

Saat Sahur 

Dr. Ekky membagi dalam sehari, yaitu berbuka sebanyak 10% dari yang dibutuhkan tubuh.

Misalnya, tubuh butuh 2.000 kalori dalam sehari, maka saat berbuka cukup 200 kalori saja. “Ketika makan besar butuh 40%, habis Salat Tarawih 10% dan saat sahur sebanyak 40%.” 

Waktu sahur makanlah makanan yang seimbang, yaitu nasi, lauk, vitamin, dan buah.

“Sebenarnya jenis makanannya sama saja seperti makan sehari-hari. Hanya saja yang membedakan adalah jam makannya digeser. Tujuannya agar saat siang hari bisa menahan nafsu makan karena sudah sahur.”

(Baca: 5 Trik Sukses Melawan Rasa Lapar Saat Puasa yang Bisa Dicoba)