Hipertensi atau yang lebih banyak dikenal sebagai tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah pada dinding arteri atau pembuluh darah bersih meningkat.
Tekanan darah tinggi juga sering disebut sebagai silent killer karena jarang memiliki gejala yang jelas.
“Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh senyap karena bisa menyebabkan kematian tanpa gejala yang jelas,” jelas Dr. Siska Suridanda Danny, SpJp., FIHA, spesialis kardiovaskular dari Yayasan Jantung Indonesia.
(Baca: 6 Buah-buahan untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi)
Menurut Dr. Siska, tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg.
“Angka 120 adalah tekanan darah sistolik atau jantung dalam denyut kontraksi. Angka 80 adalah tekanan darah diastolik di mana jantung sedang relaksasi,” jelasnya.
Kedua angka tersebut adalah tekanan pembuluh darah antara dua denyut jantung.
(Baca: Kenapa Penting Rutin Cek Tekanan Darah Demi Kesehatan? )
Angka normal hipertensi memang mengalami pergeseran, seiring dengan perkembangan zaman yang juga berimbas pada berubahnya pola gaya hidup manusia.
Dr. Siska menjelaskan, pada tahun 1970-an tekanan darah yang dianggap tinggi dan tergolong sebagai hipertensi adalah 160/95mmHg.
Kemudian, di tahun 1980-an menurun menjadi 140/90mmHg yang berarti risiko kematian akibat kardiovaskular dan komplikasinya jauh melebihi orang yang memiliki tekanan darah 120/80mmHg.
“Dahulu, tak ada obat untuk tekanan darah. Obatnya hanya melalui surgical, mematikan tekanan darah dengan bedah untuk menekan refleks pasien jika mengalami tekanan,” jelas Dr. Siska.