Menurut Luki, kurang bijaksana rasanya jika anak-anak diberitahu.
Masalah ini adalah masalah suami istri, bukanlah masalah anak-anak.
"Apalagi kalau salah satu pihak lalu mencari pembelaan kepada anak-anak dan akhirnya membentuk kubu."
Dalam hal ini akan membentuk kondisi yang tidak sehat untuk perkembangan anak-anak.
Sebaiknya hindari untuk melibatkan anak-anak dalam masalah pribadi antara pasangan.
(Baca: Mencari Kedekatan Emosional yang Kuat, 1 dari 5 Alasan Perempuan Berselingkuh)
Di saat anak-anak barangkali tanpa sengaja melihat atau mengaetahui keadaan tersebut, lalu menanyakan kepada kita, berilah jawaban yang bersifat netral.
“Memang ini proses yang tidak mudah karena melibatkan emosi dan perasaan. Bimbing anak-anak untuk bisa menilai dari sudut pandang mereka sendiri tanpa dipengaruhi oleh penilaian subyektif dari kita.”
(Baca: Yang Lebih Menyakitkan Dibanding Perselingkuhan)
Tapi Semua Itu Bisa Berubah...
Kita punya keterbatasan dalam mengontrol pikiran, perasaan, kata-kata, dan tindakan pasangan/suami.
“Yang bisa kita kontrol adalah resonansi yang datang pada kita. Dengan menentukan resonansi tentang kesetiaan, maka kita akan menarik karakter-karakter, situasi-situasi dan keadaan-keadaan yang berenergi kesetiaan.”
Bahkan bisa mengubah keadaan yang sebelumnya mengecewakan menjadi keadaan yang berubah membahagiakan.
“Dari yang sebelumnya pasangan/suami pernah atau suka mendua menjadi seseorang yang setia dan lebih baik.”
Jika kita tidak mau mengubah resonansi dalam diri kita, jangan heran bila keadaan tetap sama bahkan berulang-ulang terjadi.
“Sepertinya takdir kita seperti itu. Padahal sesungguhnya kita bisa mengubah jalan hidup kita menjadi lebih baik.”
(Baca: Penting! Lakukan 6 Hal Ini Agar Rumah Tangga Jauh dari Perselingkuhan)