Malangnya, nasib bocah yang baru berusia tiga tahun yang bernama Stanley Birch.
Dilansir dari Mirror, ia mengalami peristiwa tragis yang membuat kepalanya terluka dan memiliki ganguan pada organ yang paling vital, otaknya.
Peristiwa mengenaskan ini terjadi karena jatuhnya soundsystem dari atap bangunan setinggi 15 meter yang kemudian menimpa kepala Stanley.
Kebetulan saat peristiwa terjadi, Stanley dan keluarganya tengah berlibur di Turgutreis, Turki untuk berenang.
Akibat peristiwa ini, perusahaan paket liburan yang menaungi keluarga Stanley mengaku akan bertanggung jawab dan membantu uang pengobatannya.
(Baca : Hebat! Gadis Kecil Penyandang Autisme Ini Mampu Terbitkan Buku Cerpen )
"Aku mendengar suara keras jatuhnya soundsystem itu. Orang di sekitar pun teriak. Aku pun menghampiri sumber suara dan ternyata anakku menjadi korbannya," ujar ibu Stanley.
Menurut ibunya, sesaat setelah tertimpa alat berat ini putranya tak menangis tapi banyak darah yang mengucur deras ke wajahnya.
Dokter pun langsung datang dan bertindak untuk menyelamatkan Stanley.
Lalu, Anak ini dibawa ke Rumah Sakit Bodrum untuk penanganan lebih lanjut.
Setelah dirawat, ahli bedah rumah sakit mengungkap jika Stanley mengalami hematoma epidural dan harus membuang kelebihan darah pada otaknya.
Stanley butuh sepuluh jahitan untuk menutupi luka di kepalanya, kemudian dua minggu setelahnya baru ia diperbolehkan pulang.
Kini, Stanley telah berusia enam tahun.
Namun kecelakaan tersebut membuat kerusakaan otak yang parah dan berdampak pada masa depannya.
Oleh karenanya, anak ini harus rutin periksa setiap bulan agar perkembangan otak Stanley bisa selalu dipantau ketat oleh dokter.
Ayahnya, Mitchell, yang merupakan seorang supervisor kontrak mengatakan bahwa ia sebenarnya ikut menanggung berat atas apa yang tejadi kepada puteranya.
, "Ini sangat sulit, melihat apa yang terjadi pada anakku. Yang terpenting dia selamat. Tapi aku tak tahu apakah kondisinya bisa pulih 100 persen atau tidak," terangnya.
Mark Gore, selaku pengacara keluarga mengatakan meski keluarga telah mendapat bantuan dana dari pihak travel, tapi belum tahu pasti apakah dana itu cukup untuk biaya pengobatan sampai Stanley berusia 18 tahun nanti.
"Sangat sulit memrediksi apa yang bakal terjadi ke depannya karena saat kejadian Stanley masih berusia tiga tahun. Sedikit bagian kanan otaknya telah rusak dan menyebabkan perubahan perilaku pada diri Stanley," ujar Mark.
Juru bicara dari Thomson and First Choice, tempat Stanley dan keluarga berlibur akhirnya angkat suara.
"Tim kami memberi dukungan penuh dan bantuan kepada Stanley. Untuk sekarang hanya itu yang bisa kami berikan," imbuhnya.