Genap enam hari, Muhammad Adam, Taruna Akpol yang harus kehilangan nyawa karena dianiaya oleh seniornya masih membuat luka batin bagi, Ayahanda Asiandri Umar (55).
Diakui oleh Andri, Nando panggilan akrab putera kesayangannya memang menjadi anak yang sangat dibanggakan olehnya.
Walaupun 14 Taruna Akpol pun sudah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus penganiayaan kepada puteranya, Andri mengungkapkan bahwa masih ada rasa sesak di dada yang tak bisa dengan mudah ia hilangkan.
(Baca : Diduga Tewas Akibat Dianiaya, Ayah Adam Sambangi Komnas HAM )
Masih terngiang betul kenangan Andri tentang putra semata wayangnya yang kini telah tiada.
Usai melaporkan kasus anaknya ke Komnas HAM, Kemarin, Selasa (23/5), Andri pun mencurahkan isi hatinya kepada NOVA.id.
Hatinya rapuh, ketika untuk pertama kali ayah dari remaja yang akrab disapa Nando itu menerima pesan singkat yang memberitahukan bahwa anak kebanggaannya telah tiada.
"Betapa terkejutnya saya mendengar berita itu, tak percaya seakan dunia ini runtuh," ujarnya kepada NOVA.id di kantor Komnas HAM pada Selasa (23/5).
Tak disangka, pertemuannya dengan Nando sekitar akhir Maret jadi pertemuannya yang terakhir.
"Dengan bangganya dia (Nando) menceritakan tentang kegiatannya sebagai Duta Akademi Kepolisian. Dan senangnya dia sebentar lagi akan masuk ke tahun ketiga dan akan bergabung di pasukan drumband Akademi Kepolisian," tambahnya.
Belum sempat mencicipi tingkat ketiga, Nando harus meregang nyawanya usai mendapatkan perlakuan tak manuasiawi dari sejumlah seniornya di Akpol.
Andri berharap pedang keadilan masih terasah tajam. Meski anaknya tak bisa kembali, pria keturunan darah Minang ini tak ingin ada korban lagi.
"Kata-kata maaf dan sejuta karangan bunga gak akan menghadirkan Nando disisi kami lagi. Semoga kita dapat bersama lagi di akherat kelak nak," tutupnya sambil meneteskan air mata.