Usai ditemui di rumah duka di Jalan Penghulu Gang Murtado 21 RT 10/01, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta pada Selasa (23/5).
Asiandri Umar (55), ayah dari almarhum Taruna Tingkat II Akpol Mohammad Adam mendatangi kantor Komnas HAM siang tadi pada pukul 14.00 WIB.
Datang seorang diri, pria yang biasa disapa Andri ini nampak masih belum bisa beranjak dari kesedihan mendalam usai kehilangan putra kebanggaanya.
Pria kelahiran Jakarta, 20 September 1962 yang datangi Komnas HAM ini bermaksud melaporkan kasus penganiayaan berujung maut yang menimpa anaknya pada Kamis (18/5) di kawasan Akpol, Semarang.
(Baca : Tampak Sepi, Begini Kondisi Rumah Duka Taruna Akpol yang Tewas Dianiaya )
Menurut Andri, putranya yang akrab dipanggil Nando memiliki hak hidup dan sebagai manusia telah dicabut secara paksa.
Meski sudah mengaku ikhlas atas kepergian Nando, Andri merasa tak terima anak yang sudah dia besarkan susah payah harus mati di tangan orang lain.
"Saya membesarkan dia bukan untuk dibunuh loh, mengijinkan dia untuk masuk institusi itu tidak untuk dibawa pulang dalam peti mati. Saya enggak terima, saya ikhlas memang segitu umurnya, tapi caranya," ujarnya saat ditemui NOVA.id di kantor Komnas HAM usai melapor.
Walaupun ia sendiri pesimis bahwa usahanya meminta keadilan akan sia-sia karena berhadapan dengan institusi besar.
Namun Andri berusaha maksimal yang bisa ia lakukan sebagai seorang ayah dengan meminta satu hal kepada Komnas HAM.
"Saya hanya mau satu. Kenapa bisa jadi seperti ini. Itu aja, enggak neko-neko. Mau 50 orang yang mukulin, kenapa bisa terjadi seperti ini? Terserah siapa yg bisa jawab. Saya enggak mau nanti ada lagi korban baru," tambahnya.
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR