Menurut sebuah penelitian, fibroid diderita oleh 70 persen Kaukasian dan 80 persen perempuan Afrika-Amerika ketika berumur 50-an tahun.
Namun, angka yang lebih besar ada pada perempuan Afrika-Amerika, yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami fibroid sebelum berusia 50 tahun.
Meskipun demikian, menurut data dari Office of Women’s Health menyebutkan bahwa penyebab fibroid belum dapat dipastikan, namun faktor yang mempengaruhi adalah keturunan dan hormon.
(Baca: Benarkah Pil KB Bisa Mempengaruhi Hormon dan Libido?)
Para peneliti juga menemukan bahwa pil kontrasepsi dosis rendah juga bisa memicu fibroid, seperti yang dijelaskan oleh Steven R. Goldstein, MD.
Pil kontrasepsi sendiri bisa memicu fibroid karena pil mengganti hormon estrogen dan progestin dengan hormon sintetis, yang memicu produksi hormon secara natural berkurang.
Dokter juga menyarankan Toya untuk melakukan myomectomy, prosedur bedah untuk mengangkat fibroid.
Meskipun demikian, fibroid sendiri memiliki 30 persen kemungkinan akan kembali lagi dalam 10 tahun.
Prosedur hysterectomy juga disarankan oleh dokter, namun Toya mempertimbangkan kemungkinan kehamilan dia nantinya yang bisa terpengaruh oleh prosedur tersebut.
(Baca: 7 Langkah Membuat Smoothies Peningkat Kesuburan Wanita, Mudah,lo!)
Kedua prosedur yang berkaitan dengan rahim tersebut tentu akan sangat mempengaruhi rahim nantinya, dan mempengaruhi kesuburan pula.
Kini, Toya sendiri masih menunggu perawatan dan pengobatan yang tak mengganggu kemungkinan kehamilannya nantinya.
Sembari itu, dia melewati hari-harinya dengan sabar dan ditemani puterinya, Reginae, yang berusia 18 tahun.
(Baca: 7 Jenis Kelainan Rahim yang Membuat Wanita Sulit Hamil)
Sumber : www.womenshealthmag.com