Q, santri Pondok Pesantren Darussalam Blokagung mengaku ingin mengganti namanya, minimal menambahkan nama lain dibelakang huruf Q.
Ia mengatakan keinginannya mengganti nama karena dia sering dianggap aneh hanya kerena memiliki nama satu huruf.
"Sudah bilang ke ibu mau ganti nama tapi ibu enggak bilang apa-apa," kata Q.
Ia juga bercerita jika pernah kesulitan saat mengurusi nomer induk di SD Al-Khairiyah tempatnya bersekolah sebelum mondok. Saat itu komputer tidak bisa memasukkan data nama Q karena hanya satu huruf.
(Baca : Cerita Bripda Amel, Tim Jaguar Yang Daftar Polwan Tanpa Sepengetahuan Ibunda )
"Waktu itu nama yang dimasukan nama Qiqi biar komputer bisa membaca," ucap gadis yang bercita-cita menjadi seorang desainer inI. Q juga mengaku sering kesulitan jika mengurusi administrasi dan harus menulis nama lengkapnya.
Gadis kelahiran 14 Februari 2004 menceritakan jika dia seneng sekali membaca dan melukis. Sedangkan untuk mata pelajaran, dia memilih matematika sebagai pelajaran yang digemari.
"Walaupun namanya dianggap aneh alhamdulilah enggak ada masalah sama pelajaran. Kemarin ujian juga bisa semua. Tapi pas di absen ya sempat malu," ungkapnya.
Sementara itu, Damayanti (42), ibu kandung Q saat dihubungi membenarkan jika anak keduanya berulang kali meminta kepadanya untuk ganti nama.
Ia mengatakan anaknya sering diolak-olok oleh teman-temannya yang baru mengenal dan baru tahu jika namanya anak keduanya hanya satu huruf.
"Kadang saya kasihan tapi bapaknya yang kasih nama," jelas Damayanti yang sudah berpisah dengan ayah kandung Q.
Berbeda dengan Q, nama kakak Q lebih panjang yaitu Nur Imada Fatimatuzzahra, sedangkan kedua adiK Q bernama Muhammad Ainul yaqin (12), dan Liwalana Nuwafi Futuhiyata Rihil Jannah (5).
"Anaknya pendiam kalau pulang dari pondok biasanya di milih di rumah saja enggak kemana mana," pungkasnya.
Ira Rachmawati/Kompas.com