Syarat:
- Gula darah relatif terkendali.
Jika gula darah mencapai 300-400 maka risiko melakukan puasa terlalu tinggi. “Namun, jika dikendalikan dengan baik lewat diet, olahraga, obat-obatan maka diperbolehkan puasa.”
- Penggunaan insulin.
Jika menggunakan insulin dengan dosis tinggi, cenderung dianjurkan untuk tidak puasa, walaupun tidak mutlak. “Tetapi jika dosisnya rendah atau tidak menggunakan insulin, masih dibolehkan puasa. Tentu saja dengan pemantauan dan bantuan dari dokter dengan cara berkonsultasi sebelum puasa.”
Ada perbedaan sedikit cara minum obat dan menyuntik insulin saat puasa. “Obat yang biasanya diminum pagi hari, dipindah ke sore hari setelah berbuka puasa. Atau tetap di pagi hari saat sahur. Harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.”
Amati ketika puasa ada risiko mengalami perubahan kadar gula, biasanya gulanya drop atau turun. “Perubahan terjadi menjelang buka puasa sekitar jam 4-5 sore, jam puasanya sudah cukup lama sehingga kadar gulanya menurun.”
(Baca: Anjuran Pola Makan Pemilik Diabetes Agar Gula Darah Tetap Stabil Selama Puasa)
Biasanya seseorang yang menderita diabetes sudah tahu bagaimana gejala saat gula darah turun. “Mulai dari mengalami lemas, keluar keringat dingin, pandangan gelap, berdebar-debar, cenderung gelisah, bahkan sampai tidak sadarkan diri.”
Jika seseorang yang diabetes melakukan puasa dan mengalami gejala seperti itu (hipoglikemia), secara medis harus membatalkan puasa dan jangan memaksakan diri.
“Meskipun waktu berbuka tinggal setengah jam atau 15 menit lagi, tidak boleh ditunda harus segera berbuka. Karena jika tidak dilakukan dikhawatirkan akan mengalami koma.”
(Baca: Saat Serangan Jantung Datang, Segera Lakukan 5 Langkah Penanganan Ini!)
3. Jantung
Boleh menjalani puasa tapi dengan syarat ada pengawasan dokter. “Biasanya obat-obatnya banyak dan harus diawasi dokter. Sempatkan kontrol satu bulan atau 2 minggu sebelum puasa.”