Tenang, Daging Kambing Tak Bikin Darah Tinggi, Ini Penjelasannya

By Dionysia Mayang, Kamis, 31 Agustus 2017 | 08:56 WIB
Tenang, Daging Kambing Tak Bikin Darah Tinggi, Ini Penjelasannya (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Hari Raya Idul Adha yang sebentar lagi akan dirayakan oleh umat Muslim identik dengan berbagai sajian berbahan daging, termasuk daging kambing.

Di sisi lain, tak semua orang bisa menikmati daging kambing, baik karena tak suka rasanya ataupun karena alasan kesehatan.

Daging kambing sendiri kerapkali dianggap membuat tekanan darah seseorang naik.

Sebenarnya, apakah betul konsumsi daging kambing membuat tekanan darah kita meningkat?

(Baca juga : Berbahaya, Jangan Gunakan Plastik Hitam untuk Bungkus Daging Kurban, Ini Akibatnya )

Dilansir dari Kompas.com, spesialis gizi kllinik, dr. Johanes Chandrawinata, Sp.Gk., menjelaskan bahwa penyakit darah tinggi muncul karena disebabkan oleh konsumsi daging kambing hanyalah mitos.

Bahkan menurutnya, mengunyah satu kilogram daging kambing pun tak akan mendatangkan darah tinggi.

“Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan, babat, otak, dan usus,” jelasnya.

Daging kambing sendiri memiliki keunggulan dibandingkan dengan daging sapi, karena kandungan lemak dan kolesterolnya yang lebih rendah.

(Baca juga : Mana Bagian Kambing yang Enak Dimasak?)

Dalam takaran 100 gram, lemak daging kambing hanya 3.03 gram, sedangkan daging sapi 7,72 gram.

Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah yaitu 75 miligram dan kolesterol sapi 80 miligram.

Kemudian daging kambing juga lebih banyak mengandung zat besi yaitu sebanyak 3,73 gram. Sedangkan pada daging sapi hanya terkandung 2,24 miligram zat besi.

Lalu kandungan zinc pada daging kambing sebesar 5,27 miligram dan sapi hanya 4,61 miligram.

(Baca juga : Anggun Saat Idul Adha dengan Busana Tunik Pastel dan Patchwork)

Meskipun demikian, kita perlu mengetahui cara memasak daging kambing yang tepat agar kita bisa mendapatkan manfaat dan nutrisinya.

Saran dari dr. Johanes, adalah untuk tidak memanggangnya hingga gosong.

Saat proses pemanggangan, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi bisa berubah menjadi zat karsinogen.

Dengan begitu, arang sebagai penyebab kanker juga terbukti hanyalah mitos.

“Kalau makan di-grill itu cukup seminggu sekali. Jangan tiap hari, (bisa) bikin kanker,” jelasnya.

(Baca juga : Jangan Sembarangan, Penderita Kanker yang Berobat ke Pengobatan Alternatif 2,5 Kali Lebih Punya Kemungkinan Meninggal!)

Bagi yang tak suka olahan panggang, masak dengan kuah bisa menjadi pilihan.

Dalam proses ini, sebaiknya hindari penggunaan santan yang berlebihan.

Penambahan sayur juga dapat menambahkan kandungan vitamin dan nutrisi lainnya pada hidangan olahan kambing ini.(*)

(Artikel ini pernah tayang di laman Kompas.com dengan judul Jangan Percaya Mitos, Daging Kambing Tidak Bikin Darah Tinggi)