Perlu diketahui, yang berbahaya dari uang sebenarnya adalah pengelolaannya.
Ketika kita tidak tahu cara mengelola uang, maka percuma saja jika kita memiliki banyak uang.
Tak sedikit orangtua yang bangga jika mampu membelikan sesuatu yang lebih pada anak, apalagi jika si orangtua memiliki penghasilan yang besar.
Mereka membolehkan anak membeli barang apa saja lebih dari satu.
Baca juga: Duh, Ternyata Begini Dampak Sinyal Wi-fi Bagi Anak dan Janin Kita, Mengerikan!
Kadang-kadang, kita sebagai orangtua tidak sadar, kita ingin menyenangkan hati mereka dengan cara membelikan sesuatu, padahal hal tersebut justru mendukung anak berbelanja lebih dari yang dia inginkan.
Ketika kita menyuruh anak membeli apa yang dia inginkan, kita sebenarnya mendorong anak untuk kompulsif.
Compulsive buyer adalah hal tidak baik. Karena nantinya akan membuat anak berbelanja lebih dari yang dia mau.
Hal tersebut karena adanya dorongan emosional, seperti baru menerima gaji dan merasa punya uang, atau ketika lagi marah dan melampiaskannya dengan belanja.
Baca juga: Tips Berbagi Peran Rumah Tangga, Bagi Pasangan yang Sama-sama Bekerja
Belajar Menabung Sendiri Memasuki usia SD, anak sudah bisa belajar planning. Anak sudah mengerti nilai uang, dan mereka bisa belajar merencanakan dan mengatur strategi.
Misalnya, waktu anak dapat uang jajan Rp 10 ribu, kita bisa tanyakan berapa yang akan ditabung dan mereka bisa menyimpan sendiri uangnya.