Waspada, Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Mudah Beranak Pinak pada Kondisi Cuaca Seperti Ini

By Nova.id, Kamis, 12 Oktober 2017 | 11:30 WIB
Bahaya nyamuk demam berdarah (Nova)

NOVA.id - Nyamuk merupakan vektor pembawa virus, khususnya virus demam berdarah atau dbd, yang paling mudah beradaptasi dengan cuaca. 

Perubahan iklim yang membuat cuaca semakin panas ternyata membuat nyamuk, terutama nyamuk penyebab demam berdarah (dbd) semakin kuat.

Cuaca panas diketahui membuat nyamuk lebih suka kawin dan bertelur terus, jadi bayangkan bagaimana dengan nyamuk penyebab demam berdarah (dbd). 

Baca Juga : 5 Tips Memakai Obat Nyamuk yang Benar, Nomor 3 Kita Sering Lalai

Kondisi ini menyebabkan populasi nyamuk terus meningkat.

"Suhu yang tinggi juga mempercepat siklus hidup nyamuk, dan nyamuk lahir dengan ukuran lebih kecil sehingga butuh darah lebih banyak untuk menormalkan ukurannya.

Nyamuk pun lebih aktif menggigit," kata dr.Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI, dalam acara media edukasi di Jakarta (9/10/17).

Cuaca yang semakin hangat juga memperpendek masa inkubasi virus ekstrinsik. 

Baca Juga : 4 Tahun Pacari Primus Yustisio, Begini Gelagat Nafa Urbach saat Bertemu Jihan Fahira

Menurut Leonard, ini berarti virus dengue penyebab demam berdarah yang dibawa nyamuk lebih cepat beranak pinak.

"Yang tadinya butuh beberapa hari, sekarang siklusnya jadi lebih cepat.

Akibatnya tingkat penularan juga tinggi," ujar dokter yang menjadi anggota Peneliti Penyakit Tropik dan Infeksi Indonesia ini.

Nyamuk juga pintar beradaptasi dengan lingkungannya, misalnya saja telur nyamuk mampu bertahan hidup tanpa air selama 6 bulan. 

Baca Juga : Foto Seksinya Terus Diprotes, Nikita Mirzani Ungkap Isi Hatinya yang Selama Ini Terpendam

Hewan kecil ini bahkan mampu bertelur dalam genangan air jernih sebanyak 1 cc.

"Nyamuk yang tadinya mempan dengan obat pembasmi nyamuk tertentu, belakangan ini makin kebal dan tidak mati," ujarnya.

Beberapa penyakit yang ditularkan vektor nyamuk dan sudah terkonfirmasi (ditemukan) di Indonesia adalah demam berdarah dengue, malaria, chikukunya, dan zika.

Pencegahan nyamuk penyebab penyakit perlu dilakukan dengan pendekatan terpadu. 

Baca Juga : Pakai Kaos Oblong, Presiden Jokowi Bersama Iriana Makan di Kelapa Gading, Pengunjung Restoran Langsung Histeris

Tidak hanya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (menguras, menutup dan mengubur).

Sekarang 3M sudah dikembangkan menjadi 3M plus.

Plus-nya adalah memodifikasi atau mendaur ulang benda-benda yang menjadi sarang nyamuk menjadi benda lain yang lebih berguna.  

Pengendalian dengan bahan kimia yang menyebabkan nyamuk menjadi resisten juga perlu dikurangi.

Beberapa zat kimia yang dibatasi adalah DDT dan organofosfat. 

Tadinya senyawa kimia efektif membasmi nyamuk, tetapi nyamuk dapat beradaptasi dengan lingkungan termasuk senyawa pembasmi nyamuk (DDT dan organofosfat ) sehingga resisten.

Baca Juga : Nama Anang Hermansyah Terlibat Penipuan, Aurel Ungkap Fakta Sebenarnya

Penggunaan obat nyamuk organoosta dalam waktu lama menyebabkan nyeri kepala kronis dan kelelahan kronis.

Obat antinyamuk kimiawi generasi sekarang, tambah Leo, konsepnya bukan lagi membunuh nyamuk tetapi membuat pingsan nyamuk. 

"Bahkan sampai 24 jam.

Diharapkan selama pingsan itu, ia tidak mendapatkan asupan makanan sehingga akan mati.

Ini lebih ramah lingkungan dan manusia," katanya.

Baca Juga : Bukan karena Kurang Air, Ini Penyebab Resep Masakan Jadi Gagal dan Tak Sesuai Harapan

Pencegahan lainnya adalah dengan perlindungan perorangan yaitu dengan penggunaan pakaian tertutup, menggunakan insektisida rumah tangga, hingga menanam tanaman penolak nyamuk. (*)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul 'Cuaca Makin Hangat, Nyamuk Semakin Kuat'