Anak Mulai Suka Melawan? Ternyata Ini Solusinya

By Dionysia Mayang, Sabtu, 14 Oktober 2017 | 09:38 WIB
Anak Mulai Suka Melawan? Ternyata Ini Solusinya (Dionysia Mayang)

NOVA.id - Pertengkaran bukan hanya terjadi pada orang dewasa, pertengkaran juga sering terjadi pada hubungan ibu dan anak.

Walaupun bisa melatih komunikasi anak, pertengkaran juga bisa mengubah mindset si buah hati, loh.

“Kalau kamu tidak mau makan sayur, nanti kamu enggak ibu kasih izin untuk main,” ungkap seorang ibu berinisial Z kepada anaknya yang berumur 4 tahun.

“Ibu kenapa, sih, maksa aku melulu, aku kan enggak suka makan sayur,” jawab sang anak.

Pertengkaran seperti ini sering terjadi di dalam hubungan ibu dan anak. Bukan melulu mengenai hal yang serius, hal sepele pun bisa menjadi penyebab pertengkaran.

(Baca juga: Sarapan Bernutrisi dengan Sereal Susu, Solusi Tepat Ibu Millennial)

“Yang jadi pemicu biasanya miskomunikasi antara orang tua dan anak, maksud anak berbeda dengan maksud ibu, keinginan anak dan keinginan ibu berbeda."

"Itu sudah bisa menimbulkan konflik,” jelas Astrid Wen, M Psi, Psikolog yang praktek di PION Clinician dan Theraplay Indonesia.

Sering kali orang tua menganggap anak itu seperti orang dewasa. Mereka dipaksa untuk memahami sesuatu, yang sebenarnya belum mereka pahami.

Hal inilah yang bisa menjadi penyebab terjadinya miskomunikasi dan perbedaan pendapat di antara keduanya.

Seorang ibu tahu bahwa sayur kaya akan manfaat, tapi seorang anak tidak tahu.

Anak hanya tahu bahwa  sayur itu makanan benyai dan pahit.

(Baca juga: Pantas Saja Donat Tidak Bulat Sempurna, Inilah Kesalahan yang Sering Kita Lakukan)

Miskomunikasi dan perbedaan pendapat juga bisa terjadi ketika anak memiliki suatu keinginan, tapi orang tua malah melarang dan tidak setuju dengan keinginan sang anak.

“Ketika anak meminta hal sepele seperti es krim, namun ibu tidak memberikan itu saja sudah dapat menimbulkan konflik,” jelas Astrid.

Konflik antara orang tua dan anak bisa dialami ketika anak sudah menginjak umur 3-4 tahun.

Pada rentang usia ini anak sudah memiliki keinginan, kesukaan, dan pemikiran, sehingga anak sudah mulai menunjukkan rasa ingin lepas dari ikatan orang tua.

(Baca juga: Sebelum Donor ASI, Lakukan Pemeriksaan Ini Terlebih Dahulu!)

Baik Buruk Pertengkaran

Menurut Astrid, konflik antara ibu dan anak itu sebenarnya ada manfaatnya.

“Konflik tercipta bukan untuk dihindari, tapi konflik itu tercipta agar anak punya kemampuan komunikasi, punya kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan bernegosiasi yang baik."

"Sehingga ketika terjadi konflik, seorang ibu harus bisa mencari akal agar konflik tersebut berdampak positif."

"Sepanjang konflik yang terjadi level stresnya tidak tinggi itu tidak apa-apa,” ungkap Astrid.

Akan tetapi, ketika pertengkaran ibu dan anak sering terjadi namun komunikasi tidak berjalan dengan baik, anak akan memiliki mindset tersendiri tentang pertengkaran.

Anak akan menganggap bentuk komunikasi dengan orang tua adalah pertengkaran.

(Baca juga: Jangan Lakukan 7 Hal Ini Saat Bertengkar dengan Pasangan, Nomor 3 Sering Kita Lakukan)

“Kalau belum ada bertengkarnya, ya, belum komunikasi."

"Anak akan punya mindset berkomunikasi dengan orang tua itu tidak menyenangkan, karena harus ada bertengkarnya terus."

"Kalau mindsetnya tidak menyenangkan akhirnya dia malas berbicara dengan orang tua,” kata Astrid.

Ketika mindset-nya sudah berubah, maka komunikasi antara anak dan ibu akan terganggu.

Hal tersebut akan menutup kemungkinan anak untuk bisa bercerita mengenai kegiatan atau masalah kepada orang tua.

Kalau sudah dalam keadaan seperti ini apa yang harus kita lakukan?

Pertengkaran pasti ada sebabnya, atau permasalahannya, sehingga penting untuk anak mengetahui apa kemauan ibu dan apa kebutuhan ibu.

(Baca juga: Waw! Punya Berat Hingga 20 Ton dan Panjang 18 Meter, Ini Dia Ikan Terbesar di Dunia)

Lalu, kita juga perlu mencari tahu apa kemauan anak dan apa kebutuhan anak.

Ketika kemauan dan kebutuhan masing-masing sudah diketahui, komunikasi akan berjalan lancar dan penyebab pertengkaran pun semakin minim.

Seorang ibu yang bisa melihat lebih jeli masalah anak, sebenarnya bisa membantu meminimalkan konflik yang ada.

“Kita pikir masalahnya dia lama makan, padahal sebenarnya dia menghindari les."

"Jadi kalau kita bisa lebih jeli melihat masalahnya, kita juga bisa memberikan respon pada anak akan lebih tepat”, kata Astrid mencontohkannya.

(Baca juga: Akhir Pekan Ini Ingin Mengajak Keluarga Berlibur ke Ciwidey? Ini Hal Wajib yang Harus Diperhatikan)

Perlu Support Ayah

Dalam kondisi seperti ini dibutuhkan juga peran seorang ayah untuk mengambil jalan tengahnya.

Peran ayah dalam posisi ini untuk bisa menjembatani antara ibu dan anak.

Ketika ibu dan anak bertengkar, seorang ayah bisa bertugas untuk mendamaikan.

“Jika anak mengadu, tanyakan dulu apa penyebabnya, jangan buru-buru untuk menyalahkan ibu."

"Yang terpenting kita perlu memberikan rasa nyaman dulu pada anak, seperti memberikan pelukan,” kata Astrid.

(Baca juga: Sebaiknya, Jangan Gunakan Sandal Saat Naik Pesawat! Ini 7 Tips Agar Nyaman Naik Pesawat Selengkapnya)

Ketika anak sudah merasa nyaman, sangat memungkinkan untuk dia menceritakan apa pemicu pertengkarannya dengan sang ibu.

Beri pengertian kepada anak untuk memberikan waktu kepada sang ibu untuk menenangkan diri.

Setelah anak bisa ditangani, ayah bisa berdiskusi dengan sang istri untuk membicarakan masalah yang terjadi.

Tips agar kita dan anak tidak sering bertengkar:

(Baca juga: Terinspirasi dari Minnie Mouse, Disney dan Desainer Patrick Owen Rilis Koleksi “Minnie Rocks the Dots”)

Ikuti tips di atas agar kita dan anak tak sering bertengkar, ya!(*)

Pingki Aulia