Mereka dibagi dalam dua kelompok untuk masing-masing sarapan dengan dua jenis makanan, yakni yang mengandung tinggi karbohidrat dan rendah lemak, serta yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak.
Peneliti meminta para peserta untuk sarapan dengan menu tersebut setiap hari selama empat minggu.
Para peneliti juga menghitung jumlah insulin dan kadar glukosa sebelum dan sesudah mereka sarapan.
Termasuk menanyakan kepada para peserta tentang tingkat lapar dan kenyang yang mereka rasakan seusai sarapan.
Hasilnya, mereka yang sarapan dengan makanan rendah karbohidrat dan tinggi lemak ternyata mengaku tidak mudah lapar, terutama 3-4 jam setelah sarapan.
Sementara mereka yang sarapan dengan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak mengaku lebih mudah lapar setelah sarapan.
Selain itu, kelompok ini juga mengalami naik-turun kadar gula dalam darahnya.
Dengan hasil ini, para ahli meyakini bahwa sarapan tinggi karbohidrat menjadi pemicu kadar gula darah naik lebih cepat.
Mereka yang sarapan dengan karbohidrat tinggi pun akan mudah lapar.
Sebaliknya, mereka yang sarapan dengan menu tinggi lemak justru akan kenyang lebih lama.(*)